BEM SI Duga Ada Upaya Penggembosan Demo Mahasiswa

17 Oktober 2019 19:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswi menyerahkan spnduk bergambar tikus dengan tulisan KPK kepada polwan. Foto: Andesta Herli/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswi menyerahkan spnduk bergambar tikus dengan tulisan KPK kepada polwan. Foto: Andesta Herli/kumparan
ADVERTISEMENT
Semakin hari, semakin sedikit yang turun ke jalan ikut demo mahasiswa untuk mendorong Presiden Jokowi mengeluarkan Perppu KPK. Muncul kabar, ada upaya penggembosan gerakan mahasiswa terlebih jelang pelantikan Presiden, 20 Oktober.
ADVERTISEMENT
Koordinator Wilayah BEM SI untuk Jabodetabek, Abdul Basit, membenarkan hal itu. Ia mengatakan penggembosan itu terlihat dalam berbagai bentuknya. Salah satu yang cukup menonjol yaitu melalui lobi-lobi pihak tertentu dengan kampus.
Muara dari lobi-lobi itu, menurut Basit, yakni dorongan atau bahkan halangan bagi para mahasiswa agar tak melakukan demo dalam kurun waktu 15-20 Oktober.
“Ada oknum tertentu yang sampai menghubungi pihak birokrasi, sehingga birokrasi di sini mungkin sebagai penjembatan dengan mahasiswa,” ucap Basit ditemui di sekitaran Monas, Jakarta Pusat, Kamis (16/10).
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menggelar unjuk rasa di depan Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (17/10). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Lebih lanjut, Basit menjelaskan oknum tersebut bernegosiasi dengan kampus, memberi tawaran-tawaran yang dianggap bisa meredam rencana demo mahasiswa. Untuk kasus yang ditemui Basit, bentuknya adalah tawaran pembiayaan bagi kegiatan-kegiatan kemahasiswaan di dalam kampus.
ADVERTISEMENT
“(Meminta) tidak melaksanakan aksi untuk saat-saat ini. Jadi UNJ lakukan kegiatan yang sifatnya mungkin pensi atau yang lainnya, yang mana ujungnya adalah untuk tidak aksi di tanggal 15 sampai dengan tanggal 20,” kata Basit.
“Dan penawarannya adalah tadi terkait dengan agenda di mana dia siap membiayai semua agenda, untuk agenda apa saja yang mau kita lakukan di kampus,” bebernya lagi.
Basit tak menyebut spesifik siapa oknum yang ia maksud. Namun, ia mensinyalir oknum tersebut adalah bagian dari pihak pemerintah.
“Saya juga tidak mengetahui secara mendalam. Intinya latar belakang itu dia mewakili pemerintah,” katanya.
Selain dengan cara memakai penjembatan, oknum atau perwakilan pemerintah itu masih melakukan cara-cara yang lainnya. Salah duanya yaitu menemui mahasiswa secara langsung dan kemudian menawarkan uang. Basit mengaku ia pernah ditawari dengan uang oleh si oknum.
ADVERTISEMENT
“Ada yang persuasif, langsung bertemu dengan mahasiswa, ada yang juga yang melalui birokrasi kampus. Bahkan ada juga yang diimingi dengan uang. Saya pun pernah menjadi orang yang pernah ditawari hal tersebut.
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi menggelar unjuk rasa di depan Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (17/10). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Upaya-upaya penggembosan itu sedikit banyak berhasil memecah kesolidan mahasiswa dalam konteks gerakan demonstrasi. Hal itu, menurut Basit, bisa terbaca pula dari demo mahasiswa hari ini di Patung Kuda. Jumlah mahasiswa yang hadir jauh menurun dibandingkan massa pada saat demonstrasi di DPR beberapa pekan yang lalu.
“Saya melihat konteks hari ini aksi. Kemaren kita sudah berencana aksi itu udah konfirmasi ada 28 kampus. Tapi ketika pelaksanaan itu kurang lebih ada 20. Dan tidak ada kabar apa-apa itu,” katanya.
Basit menolak untuk menggeneralisir faktor di balik kian menipisnya jumlah mahasiswa dalam aksi demonstrasi. Ia menilai, selain karena gerakan oknum tertentu tadi, ada pula faktor lain, yaitu faktor tekanan yang diterima mahasiswa dari pihak kampus.
ADVERTISEMENT
“Saya menyimpulkan yang pertama mungkin karena ada kekhwatiran ataupun ada tekanan dari pihak kampus atau mungkin pihak yang lain, untuk meredam dan menghalangi mereka untuk aksi untuk hadir saat ini,” ujar Basit
“Yang kedua mungkin tadi, karena adanya upaya iming-iming, karena saya pun merasakan itu, jadi gak perlu aksi, tapi dikasih uang siap. Jadi ada penawaran tersebut. Mungkin ada juga yang sudah menerima itu. Itu perspektif saya,” tandasnya.