Bemula dari Game Ludo King di Warung Kopi, Berakhir dengan Pembunuhan

19 September 2018 10:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaku penikaman di Banda Aceh. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku penikaman di Banda Aceh. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebuah permainan di ponsel pintar seyogyanya merupakan alat untuk memberikan hiburan pagi penggunanya. Namun, tak sedikit efek dari permainan tersebut yang mengakibatkan pertikaian, bahkan yang lebih tragis lagi, korban nyawa.
ADVERTISEMENT
Seperti yang terjadi di kawasan Aceh Besar, Daerah Istimewa Aceh, 17 September lalu. Saat itu, tepatnya pukul 21.00 WIB, dua orang pemuda terlihat sedang bermain game Ludo King di ponsel pintar berbasis android di sebuah warung kopi.
Salah satu yang bermain berinisial IW. Sementara satu pemuda berinisial TJ, hanya memperhatikan kedua temannya bermain. Meski hanya melihat, TJ rupanya ikut campur dengan permainan yang sedang dimainkan kedua rekannya tersebut. Hal ini membuat IW marah karena merasa digurui, lalu menampar TJ.
Polres Banda Aceh merilis pelaku penikaman. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Polres Banda Aceh merilis pelaku penikaman. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
Kapolresta Banda Aceh Kombes Trisno Riyanto mengatakan, saat itu korban dan seorang rekannya hanya sedang melakukan permainan ponsel pintar biasa. Sempat ada dugaan ketiganya sedang berjudi, namun hal tersebut akan diselidiki lagi.
ADVERTISEMENT
"Mereka hanya main biasa. Soal judi apa enggak, akan diselidiki lagi," ujar Trisno melalui pesan singkatnya pada kumparan, Rabu (19/9).
Usai ditampar, TJ tak langsung membalas, namun buru-buru pulang ke rumahnya dengan emosi. Tak lama dia kembali sambil membawa pisau lalu menghujamkan tusukan pada IW sebanyak 3 kali, hingga temannya tersebut terkapar bersimbah darah.
IW diketahui meninggal dunia seketika karena ditusuk tepat di bagian jantung. Sementara TJ langsung melarikan diri usai membunuh temannya tersebut.
Namun polisi tak butuh waktu lama untuk menangkap TJ, yang berhasil diciduk pada Selasa (18/9) pukul 00.30 WIB di kompleks perumahan Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.
Di depan para awak media, TJ mengaku nekat membunuh karena sakit hati. Dia merasa martabatnya diinjak karena ditampar di depan umum.
ADVERTISEMENT
"Malu saya ditampar di depan orang ramai di warung kopi. Awak (saya) malu, martabat saya di injak di depan umum," kata dia saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolresta Banda Aceh, Selasa (18/9).
Saat menikam IW, TJ mengaku tak memikirkan akibat dari perbuatannya. Belakangan dia baru menyesal telah membunuh temannya.
"Karena udah kelewatan malu tidak kepikir lagi. Teringat saya 3 kali nusuk," tuturnya pelan.
Namun, nasi sudah jadi bubur, game Ludo King mengantarkan TJ ke balik jeruji besi. Akibat perbuatannya, buruh bangunan ini dijerat Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.