Berbagai Operasi Mossad Bunuh Tokoh Palestina di Luar Negeri

22 April 2018 20:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Mossad. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mossad. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Seorang ilmuwan asal Palestina yang tinggal dan bekerja di Malaysia, Fadi Al Batsh (35), tewas setelah ditembak dua orang tidak dikenal di Kuala Lumpur, saat hendak menunaikan salat Subuh, Sabtu (21/4).
ADVERTISEMENT
Kedekatan Fadi dengan Hamas --faksi perlawanan Palestina, memunculkan dugaan pembunuhan didalangi Mossad, dinas intelijen Israel. Apalagi, Mossad beberapa kali tercatat pernah membunuh tokoh Palestina di luar negeri.
kumparan (kumparan.com) merangkum beberapa aksi Mossad yang menghabisi musuh Israel di luar negeri.
1. Operasi Mivtza Za'am Ha'el (Murka Tuhan)
Pada Olimpiade 1972 di Muenchen, Jerman, beberapa orang menyerang wisma atlet Israel. Peristiwa yang dikenal sebagai Black September itu menewaskan 11 atlet Israel.
Pemerintah Israel naik pitam dengan kejadian itu. Mereka berjanji untuk membalas aksi yang dilancarkan kelompok teroris asal Palestina. Ancaman Israel terbukti bukan isapan jempol. Operasi intelijen Mossad dirancang.
Dikutip dari BBC, dalam rentang tujuh tahun, ada belasan orang yang dianggap bertanggung jawab atas terjadinya Black September. Operasi itu berlangsung di beberapa negara Eropa dan Arab. Pembunuhan orang yang diduga sebagai perancang Black September berlangsung dengan cara ditembak atau dibom.
ADVERTISEMENT
Namun, operasi Mossad untuk menghabisi tokoh-tokoh Black September tidak berjalan mulus. Saat hendak membunuh Ali Hassan Salameh, salah satu perencana Black September, di Lilllehammer, Norwegia, pada 1979 Mossad salah sasaran. Bukannya membunuh Ali, Mossad malah membunuh seorang pramusaji keturunan Arab.
Zuheir Mohsen. (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Zuheir Mohsen. (Foto: AFP)
2. Pembunuhan Zuheir Mohsen
Seorang tokoh organisasi pembebasan Palestina (PLO) bernama Zuheir Mohsen dibunuh Mossad saat berada dalam sebuah kasino di Cannes, Prancis. Pembunuhan yang berlangsung pada 1992 itu dilakukan dengan menembak mati Zuheir.
Sejarahwan militer Nigel West dalam bukunya Encyclopedia of Political Assassinations menyebutkan, pembunuh yang diduga membuntuti Zuheir dari apartemennya tidak dapat diidentifikasi.
Atef Bseiso. (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Atef Bseiso. (Foto: AFP)
3. Pembunuhan Atef Bseiso
Atef Bseiso yang merupakan seorang pemimpin Palestine Liberation Organization (PLO) tewas di Paris, Prancis pada 1992. Pembunuhnya menembak mati Atef di jalan dan kemudian melarikan diri dan tidak pernah terungkap identitasnya. PLO kala itu menuding Mossad menjadi dalang.
ADVERTISEMENT
4. Pembunuhan Fathi Shaqiqi
Fathi Shaqiqi adalah pendiri kelompok jihad yang menyarankan untuk melakukan aksi bom bunuh diri sebagai aksi perlawan atas penjajahan Israel.
Pembunuhan Fathi berlangsung pada 1995 di Malta. Jurnalis investigasi Gordon Thomas dalam bukunya Gideon's Spies: The Secret History of the Mossad menuturkan, ajaran jihad dengan bom bunuh diri dari Fathi dianggap mengancam Israel. Perintah untuk membunuh Fathi, kata Gordon, dikeluarkan langsung oleh Perdana Menteri Israel kala itu, Yitzhak Rabin.
Khaled Mashal. (Foto: AFP/Bilal Qabalan)
zoom-in-whitePerbesar
Khaled Mashal. (Foto: AFP/Bilal Qabalan)
5. Percobaan Pembunuhan Khaled Mashal
Pada 1997, Mossad coba membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Khaled Mashal, di Amman, Jordania. Agen Mossad meracun kopi yang diminum Mashal.
Namun, upaya menghabisi Mashal gagal. Agen yang meracunnya tertangkap polisi Jordan. Raja Jordan, Husein, kemudian meminta Israel memberikan obat penawar racun itu kepada mereka. Diberitakan Aljazeera, Direktur Mossad Danny Yatom terbang langsung ke Jordan untuk menyerahkan penawar racun Mashal.
ADVERTISEMENT
6. Pembunuhan Izz El Deen Sheikh Khalil
Salah seorang Pemimpin Hamas Izz El Deen Sheikh Khalil tewas dalam bom mobil di Damaskus, Suriah, pada 2004. Meski tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab dalam ledakan itu, tapi tudingan mengarah ke Israel.
Juru bicara Hamas, Mushir al-Masri, dalam wawancaranya dengan BBC menuding Mossad sebagai peledak mobil Khalil. Dugaan itu diperkuat dengan pernyataan Menteri Keamanan Israel kala itu, Gideon Ezra.
"Saya tidak bisa mengkonfirmasi atau menyangkal (tuduhan) itu, (tapi) saya tidak menyesali terjadinya peristiwa itu," kata Gideon dalam wawancara dengan televisi Israel.
7. Pembunuhan Mahmoud Al Mabhouh
Pimpinan Hamas, Mahmoud Al Mabhouh, ditemukan sudah tidak bernafas di hotel kawasan Dubai, Uni Emirat Arab, pada Januari 2010. Awalnya, Mahmoud diduga tewas akibat sebab normal.
ADVERTISEMENT
Namun, polisi UEA mengautopsi tubuh Mahmoud. Hasilnya ditemukan racun yang menjadi sebab kematian tesebut. Kepala Polisi UEA, Dhahi Khalfan Tamim, menyebut Israel sebagai pihak yang meracun Mahmoud.
"Hasil investigasi kami menunjukkan, Mossad terlibat dalam pembunuhan Al Mabhouh," kata Dhahi seperti dikutip Los Angeles Times.
Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Avigdor Lieberman membantah tudingan itu. Menurutnya tidak ada bukti yang menunjukan Mossad telah membunuh Mahmoud. Namun, dia menegaskan Israel punya kebijakan untuk membuat musuh-musuhnya tetap jauh.
8. Pembunuhan Mohamed Zouari
Ahli drone asal Palestina, Mohamed Zouari, tewas pada Desember 2016 di Tunis, Tunisia. Dua pengendara motor menghampirinya yang sedang mengemudi mobil dan menembak Zouari. Ilmuwan itu tewas dengan tiga luka tembak di dada.
ADVERTISEMENT
Hamas kemudian menuding Mossad sebagai pembunuh Zouari. Sedangkan Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman saat ditanya soal kematian Zouari mengatakan, akan mempertahankan keamanan negaranya. Dia juga menyebut, Zouari bukan kandidat penerima Nobel Perdamaian.
Selain diduga terlibat membunuh tokoh-tokoh Palestina, Israel juga melancarkan operasi intelijen di luar negeri untuk kepentingan lain negaranya. Pada 1960 misalnya, Mossad menculik mantan jenderal Nazi, Otto Adolf Eichmann yang lari dari pengadilan kejahatan perang di Buenos Aires, Argentina.
Mossad juga pernah mencuri pesawat tempur Mig-21 dalam Operasi Berlian pada 1963. Pesawat tempur paling canggih di zamannya itu diambil dari Iraq untuk didaratkan di Israel.