Beret Hat yang Tak Pernah Lepas dari Kepala Bupati Talaud
ADVERTISEMENT
Bupati Talaud Sri Wahyumi Maria Manalip ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan (OTT), Selasa (30/4). Sri diduga menerima suap barang-barang mewah terkait proyek revitalisasi dua pasar di kabupaten yang dipimpinnya.
ADVERTISEMENT
Pada hari yang sama dengan dilaksanakannya OTT, Sri langsung digelandang ke kantor KPK malam harinya untuk diperiksa. Namun ada yang unik dari penampilan Bupati Talaud satu ini.
Sejak ditangkap di kantor Bupati Talaud hingga tiba dan selesai diperiksa di gedung KPK, Sri tampak mengenakan topi berbulu yang tak pernah lepas dari kepalanya. Topi apa itu?
Topi yang dikenakan Bupati Talaud diketahui berjenis Baret (Beret hat). Topi ini berbentuk bulat, pipih, dan lembut. Bahan pembuatannya juga bisa dari tenunan, wol rajutan tangan, hingga katun rajutan.
Beret Hat dikenal sebagai topi yang biasa digunakan dalam dunia kemiliteran. Di Indonesia, topi ini juga dikenakan oleh mereka yang mengikuti Pramuka.
Namun Beret hat juga kerap dikenakan di dunia fesyen. Dilansir The Fashion Spot, Beret Hat bisa jadi pilihan praktis dan biasa digunakan kala cuaca dingin.
Penggunaan Beret Hat tak punya pakem pasti. Beda organisasi, beda negara, akan berbeda pula cara pengenaannya.
ADVERTISEMENT
Penggunaan topi ini biasanya ditekan di satu sisinya agar terlihat penyok. Akan tetapi berbeda dalam kasus Bupati Talaud bermodel bulat di setiap sisinya.
KPK sudah menetapkan Sri Wahyumi sebagai tersangka. Ia diduga menerima suap terkait proyek revitalisasi pasar di Kabupaten Kepulauan Talaud.
Sri Wahyumi diduga menerima suap hingga ratusan juta rupiah. Diduga, suap yang diberikan bukan hanya berupa uang, tapi juga barang-barang mewah seperti jam Rolex seharga Rp 224.500.000, Handbag Chanel seharga Rp 97.360.000, Tas Balenciaga seharga Rp32.995.000. Selain itu, terdapat pula anting dan cincin berlian merek Adelle.