Bergabungnya Ahok ke PDIP Dinilai Tak Pengaruhi Elektabilitas Jokowi

27 November 2018 7:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahok di Sidang Pledoi (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ahok di Sidang Pledoi (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jelang bebas dari penjara, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok lagi-lagi jadi perbincangan. Ahok disebut-sebut akan kembali ke dunia politik dan bergabung dengan PDIP.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai, bergabungnya Ahok ke PDIP tak akan berpegaruh besar pada elektabilitas PDIP.
"Yang tidak suka Ahok ini rata-rata adalah orang yang suka selama ini tidak mendukung PDIP. Karena orang yang mendukung Ahok itu relatively itu simpatisan PDIP-lah. Artinya tidak mempengaruhi secara signifikan," kata Adi saat dihubungi, Senin (26/11).
Jokowi dan Ahok tinjau perkembangan proyek MRT. (Foto: Dok Biro Pers Kepresidenan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Ahok tinjau perkembangan proyek MRT. (Foto: Dok Biro Pers Kepresidenan)
Tak bisa dipungkiri, Ahok memang memiliki cukup massa yang sampai saat ini masih simpati kepadanya. Tapi, harus dilihat juga, orang-orang yang tetap tidak suka pun jumlahnya tak sedikit.
Karena itu, Adi menilai, keberadaan Ahok di PDIP juga tak banyak mempengaruhi suara Jokowi di Pilpres 2019. Saat ini, masyarakat tetap akan lebih fokus pada Jokowi, meski Ahok nantinya bergabung.
ADVERTISEMENT
"Suka tidak suka sekarang panggungnya PDIP-lah yang mengusulkan Jokowi untuk kedua kalinya itu cukup kuat. Karena di berbagai daerah itu orang sudah mulai tidak peduli dengan Ahok itu siapa dan semacamnya. Orang masih melihat Jokowi dan kerja-kerja PDIP," jelas dia.
Ahok dan Umi Nurul. (Foto: Instagram: @basukibtp)
zoom-in-whitePerbesar
Ahok dan Umi Nurul. (Foto: Instagram: @basukibtp)
Bagi Adi, masa Ahok untuk tampil dan menjadi pusat perhatian di panggung politik sudah selesai. Hukuman atas perbuatan Ahok juga sudah dijalani dengan baik dan itu menjadi semacam pemutihan baginya.
"Kalau Ahok sudah bebas, kemudian terjun ke politik. Tidak ada persoalan apapun. Artinya sudah ada pemutihan secara politik bagi Ahok bahwa dia sudah tidak memiliki kesalahan apapun," tutur dia.
"Jadi justru feedback yang baik karena PDIP perkuat oleh Ahok yang memiliki politisi rekam jejak yang baik," ucap dia.
Sidang tuntutan Ahok. (Foto: Reuters/Tatan Syuflana)
zoom-in-whitePerbesar
Sidang tuntutan Ahok. (Foto: Reuters/Tatan Syuflana)
Ahok divonis 2 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara karena terbukti melakukan penistaan agama. Ahok ditahan Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok, pada 9 Mei 2017.
ADVERTISEMENT
Selama menjalani hukuman, Ahok mendapatkan remisi. Dia juga sebenarnya bisa mengajukan bebas bersyarat tapi kesempatan itu tak diambilnya. Dia memilih bebas murni yang jatuh pada Januari 2019.
Jelang kebebasannya, mantan wakil Ahok di DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, hadir dengan kabar mengejutkan. Dia menyebut Ahok akan kembali berpolitik dan masuk ke PDIP saat bebas nanti.
"Dia (Ahok) bilang, 'Kalau nanti saya masuk politik, saya pasti akan masuk PDI Perjuangan'," kata Djarot, menirukan pernyataan Ahok, di rapat konsolidasi bersama DPC Sleman, Yogyakarta, Senin (26/11).