Bertemu 3 Joko Widodo yang Nyaleg di Pemilu 2019

16 Februari 2019 20:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Caleg Jokowi. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Caleg Jokowi. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Hajatan demokrasi 5 tahunan sekali akan kembali digelar pada 17 April 2019 mendatang. Ada sebanyak 245.106 caleg yang akan bertanding memperebutkan kursi DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
ADVERTISEMENT
Dari sekian ribu caleg tersebut, di antaranya ada tiga nama Joko Widodo yang ikut berlaga. Tentu saja mereka bukan Joko Widodo yang kini menjadi Presiden RI. Lantas, siapa sajakah mereka?
Caleg bernama Joko Widodo. Foto: kumparan
Joko Widodo versi Dapil II DPRD Kabupaten Mimika, Provinsi Papua itu adalah seorang transmigran dari Jawa. Meski punya nama populer, pria kelahiran Banyuwangi, 16 November 1967 itu mengaku tidak berharap banyak namanya bisa membantu mendongkrak suara di pemilihan.
“Kalau saya sih untuk nama Joko Widodo tidak terlalu (mendongkrak popularitas), ya. Tapi kalau demikian, ya alhamdulillah,” ujarnya saat ditemui di kediamannya Jalan Srikaya (Simpang Lima SP 2), Kelurahan Timika Jaya, Distrik Mimika Baru.
ADVERTISEMENT
Caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengaku termotivasi maju sebagai anggota parlemen daerah karena didorong oleh kerabatnya. Mereka menilai selama ini di DPRD Kabupaten Mimika belum pernah ada sosok wakil rakyat dari kalangan transmigran.
“Walaupun bagaimana, perkembangan Kabupaten Mimika tidak terlepas dari adanya orang trans (transmigrasi) itu,” ujar pria pemilik grup kesenian kuda lumping itu.
Kalau terpilih, Jokowi versi Dapil II Kabupaten Mimika ini juga ingin mengupayakan persoalan keamanan yang ada di Mimika. Tinggal di daerah yang dikenal rawan konflik, dia mengaku selama ini kerap membantu penyelesaian masalah antarkelompok masyarakat di sana.
Soal hitung-hitungan dukungan suara yang kelak didapatnya dalam pileg, dia tak ambil pusing.
“Intinya saya mengabdi dulu ke masyarakat. Masalah nanti (soal mencari dukungan suara), itu saya pikirkan belakangan. Yang penting perbuatan sosial yang selama ini saya jalankan, itu yang saya lakukan dulu,” kata ayah yang memiliki empat anak ini.
ADVERTISEMENT
H Joko Widodo. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Berbeda dengan Joko Widodo versi Dapil II DPRD Kabupaten Mimika, Joko Widodo versi Dapil II DPRD Provinsi Jawa Tengah menganggap namanya bisa membawa keuntungan untuk nyaleg. Nama panggilannya dengan capres nomor urut 01 pun sama.
“Dipanggil Jokowi juga sejak 2005,” kata caleg dari PKS itu.
Pria berusia 47 tahun itu mengaku tak mempermasalahkan kesamaan panggilan dengan Presiden Indonesia. Hal itu justru dianggapnya sebagai kampanye gratis.
Saat diajak berbincang, pria yang jadi ketua yayasan Bina Amal Semarang ini pun mengungkap kalau ada juga kawan separtai yang memiliki nama seperti dirinya.
“Joko Widodo satunya di Kabupaten Semarang Dapil 1, untuk Kecamatan Ungaran Barat, Ungaran Timur dan Kecamatan Bergas,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Jokowi mengaku mengenal baik dan cukup akrab dengan Joko Widodo Caleg DPRD Kabupaten Semarang itu. Keduanya tahu betul bagaimana memanfaatkan namanya yang populer. Tak ayal, mereka seringkali tandem ketika kampanye.
“Nama sama, partai sama. Kebetulan pencalegannya saja dia di Kabupaten Semarang, yang masuk dalam dapil saya. Jadi, ya, saling mengkampanyekan, hemat,” kata dia tertawa.
Di tahun 2019 ini, Jokowi berharap kesamaan nama dengan capres nomor urut 01 membawa keuntungan baginya. Namun tentu, dia tak akan hanya bergantung pada popularitas namanya dan berkomitmen untuk bekerja keras.
“Supaya benar-benar diingat sebagai Joko Widodo. Kalau diingatnya Pak Jokowi ya sama saja. itu yang saya takutkan, terjadi bias,” ujarnya mengakhiri.
ADVERTISEMENT
Ada lagi satu Jokowi nyentrik yang bertarung untuk melenggang ke kursi DPRD Bojonegoro. Menurut warga sekitar, dia orangnya ramah, sederhana, dan apa adanya. Hal itu sudah tampak saat kumparan dalam perjalanan bertandang ke rumahnya di Dusun Krajan RT 15 RW 7 Desa Siwalan, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro, pekan lalu.
"Pak Joko Widodo mantan lurah maksudnya? Beliau itu baik, ramah, sering interaksi, dari dulu jadi lurah hingga jadi mantan sampai sekarang nyaleg ya tidak berubah," ungkap salah satu warga Desa Siwalan bernama Sunarto.
Barangkali karakter yang tampak pada Jokowi versi Bojonegoro ini bisa dibilang mirip dengan Jokowi versi capres petahana. Tapi, pemilik nama populer satu ini malah merasa tak suka namanya disama-samakan dengan presiden Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut Joko Widodo, kesamaan nama ini benar-benar tak sengaja. Bahkan dia menyebut, kalau boleh dirinya ingin berganti nama atau menuntut Presiden Jokowi yang berganti nama agar tak sama dengan dirinya.
"Saya tambah gregeten, Mas. Coro tuek aku tak seneni (seandainya kalau lebih tua saya, tak marahi beliau). Lha, tua beliau ya sudah saya biarkan," jelasnya sambil bercanda diakhiri senyum.
Sejak nama Joko Widodo naik daun, caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang memiliki nama sama dengan mantan Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku tak mempunyai keuntungan apapun.
"Nama saya dari dulu ya itu. Sesuai KTP ya itu. Tidak ganti - ganti," kata Jokowi yang saat diwawancara sambil tiduran di atas kasur karena sedang sakit.
Joko Widodo Caleg PAN Bojonegoro. Foto: kumparan
Bahkan karena kesamaan nama itu, tiga anaknya sempat berujar, "Kok, namanya Bapak sama dengan Pak Presiden," ucap Jokowi menirukan anaknya.
ADVERTISEMENT
Jokowi versi Bojonegoro ini terbilang unik karena meski namanya terdaftar sebagai caleg PAN, dia sebetulnya tak benar-benar ingin melenggang ke DPRD Bojonegoro. Dia mengaku maju caleg hanya karena dipaksa teman-temannya dan sebatas upaya penggembira saja.
“Seharusnya kita itu sebagai penyangga calon lain, hanya genap - genapan saja. Dipaksa maju sama teman-teman, disuruh ikut di PAN. Sebenarnya malas di politik, tapi teman teman yang mengajukan untuk maju kebetulan katanya background saya di politik," jelasnya.
Dari sanalah Jokowi meminta syarat bila dirinya lolos verifikasi caleg, pihak pengurus DPD PAN Bojonegoro harus menempatkan dirinya di nomor urut terakhir. Itulah sebabnya dia kini dapat nomor urut 11 dari 11 caleg yang diusung PAN di Dapil 3.
ADVERTISEMENT
Untuk mengonfirmasi apakah Jokowi ini benar-benar tidak berniat nyaleg dari awal, kumparan sempat memantau empat kecamatan di Dapil III Bojonegoro, tempatnya akan mendulang suara, selama 2 hari. Hasilnya, sama sekali tak ditemukan banner-banner yang memampangkan wajah Joko Widodo.
"Ya, memang hanya masang di daerah Sugihwaras saja. Itu pun kalau masang ngerti (ketahuan) warga saya, diambil kok. Katanya gak boleh jadi caleg, mau diajukan jadi lurah lagi," bebernya sambil tersenyum.
Untung saja para pemilik nama Joko Widodo ini tidak sama-sama mencalonkan diri sebagai pejabat di ranah yang sama. Kalau begitu, rakyat yang memilih bisa bingung, kan?