Bertemu Amar, Si Juara Kelas yang Nyambi Jadi Sopir Ojek Online

16 Desember 2017 11:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amar Permana (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Amar Permana (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
ADVERTISEMENT
Berbagai cara ia lakukan demi menyambung hidup. Pernah bekerja sebagai penjaga warnet, dan tata usaha bagian komputer di sebuah SMP, remaja tersebut saat ini juga menekuni pekerjaan sebagai sopir ojek online.
ADVERTISEMENT
Dia adalah Amar Permana (19), siswa SMK Duta, di Jelambar, Jakarta Barat. Sejak ayah dan ibunya meninggal dunia saat dirinya masih berusia 2 tahun, Amar dirawat orang tua angkatnya Yaya Jualia (57), dan Ruslan (63) di rumah kecil mereka di Jalan Bandengan Utara 3 RT 13 RW 11, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat.
kumparan (kumparan.com) pada Jumat (15/12) mengunjungi kediaman Amar. Saat itu, Amar sedang belajar mengaji usai salat Magrib.
"Amar di masjid belajar ngaji, tunggu ya. Sebentar lagi pulang, masuk aja dulu," kata Ibu Yaya, orang tua angkat Amar sambil mengupas bawang di depan pintu rumahnya.
Beberapa menit menunggu, muculah Amar yang masih mengenakan sarung, baju koko, dan peci.
Amar Permana (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Amar Permana (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
"Maaf ya, membuat menunggu," ucap Amar sambil tersenyum.
ADVERTISEMENT
Sosok Amar yang mudah senyum tersebut membuat percakapan kumparan dengannya cukup cair dan akrab. Saat itu dia menceritakan perjuangan hidupnya melawan keterbatasan ekonomi sejak SMP.
"Sudah kerja sejak kelas 2 SMP. Buat tambah biaya sekolah, kasihan bapak kelelahan," katanya.
Amar mengungkapkan pernah menekuni berbagai pekerjaan, tetapi penghasilannya tidak dapat meringankan tututan hidup.
"Pernah jadi tata usaha ngetik di komputer. Rezekinya belum mencukupi. Kasihan terus menyusahkan bapak," ucapnya.
Setelah mencoba berbagai pekerjaan, Amar akhirnya memutuskan untuk jadi sopir ojek online agar punya penghasilan yang mencukupi serta membantu perekonomian keluarga.
"Mendaftar ke kantor Grab yang di daerah Cawang, lumayan bisa dapat Rp 100 ribu satu hari," imbuhnya.
Untuk melengkapi berbagai perlakapan menjadi sopir Grab. Amar terpaksa menjual HP kesayangannya. Namun hal itu tak menjadi soal, yang penting dirinya bisa membantu kedua orang tua angkatnya.
ADVERTISEMENT
Meski menjadi sopir ojek online, Amar punya keyakinan pekerjaannya tersebut tidak akan mengganggu sekolahnya. Karena hingga SD hingga saat ini, Amar selalu menjadi langganan 3 besar di sekolahnya.
"Mudah-mudahan enggak, Insyallah bisa tetap rangking 3 besar," ucapnya.
Amar berharap dengan pekerjaan barunya menjadi sopir ojek online bisa meringkan beban orang tuanya dan mampu memenuhi biaya sekolahnya.
"Insyaallah, pengin bantu orang tua, pengin jadi orang mandiri, bisa membiayai sekolah sendiri, dan berguna buat orang lain," kata Amar sambil tersenyum.