Bertemu Tyas, Anak Satpam yang Raih Gelar Doktor di UGM

22 April 2018 12:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Retnaningtyas, putri satpam UGM raih gelar doktor. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Retnaningtyas, putri satpam UGM raih gelar doktor. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kalimat tersebut merupakan prinsip yang selalu dipegang teguh Retnaningtyas Susanti, seorang perempuan yang baru saja meraih gelar Doktor Kajian Pariwisata di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Kalimat tersebut juga yang menjadi pelecut semangat Tyas, panggilan akrabnya. Terlahir di keluarga sederhana dengan bapak berprofesi sebagai satpam kampus UGM, Tyas tetap gigih meraih pendidikan setinggi mungkin meski jalannya kerap berliku.
Sabtu (21/4) pagi kumparan berkesempatan mengunjungi kediaman keluarga Tyas di Perumahan Gadjah Mada Asri, Donokerto, Turi, Sleman. Lokasi tersebut berada di utara Kota Yogyakarta. Jauh dari ingar bingar kota, hawa sejuk terasa di daerah yang tak jauh dari Gunung Merapi dan memiliki komoditas andalan salak pondoh.
Di perumahan yang mayoritas dihuni pegawai kampus UGM, Tyas menyambut ramah kehadiran kumparan. Mengenakan kaos oblong hitam, Tyas tampak tengah bersantai di hari itu.
Retnaningtyas, putri satpam UGM raih gelar doktor. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Retnaningtyas, putri satpam UGM raih gelar doktor. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Pun dengan Teguh Tuparman (56), ayah Tyas, yang tengah duduk bersantai di ruang tamu. Teguh tampak menikmati hari liburnya sebagai Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) UGM.
ADVERTISEMENT
"Iya sedang libur, kan lima hari kerja," ujar Teguh tersenyum.
Sebuah foto keluarga tampak terpajang di dinding ruang tamu tersebut. Toga yang kemarin dikenakan Tyas saat wisuda pun masih terlipat rapi di kursi. Kepada kumparan, Dosen Luar Biasa di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang ini mulai mengisahkan perjalanan hidupnya, hingga mampu meraih gelar doktor di usia relatif belia, yakni 33 tahun.
Perjuangan Tyas hingga meraih gelar doktor tidaklah mudah. Dengan penghasilan pas-pasan, Tyas dan keluarga harus banting tulang dan terus berputar otak untuk memenuhi biaya pendidikan.
Tyas wisuda S3 ditemani orang tua. (Foto: Dok. Tyas)
zoom-in-whitePerbesar
Tyas wisuda S3 ditemani orang tua. (Foto: Dok. Tyas)
Ayahnya harus meminjam uang ke sana-sini demi memenuhi biaya pendidikan Tyas dan adik-adiknya. Tyas menceritakan, saat mendaftar S1 UGM di jurusan Antropologi, dirinya menulis biaya pendidikan yang akan ia sumbangkan sebesar Rp 5 juta. Ternyata ayahnya tak punya uang.
ADVERTISEMENT
"Dulu wajib ngisi, bapak habis keterima mulai mengurus ke UGM minta keringanan karena cuma anak satpam," katanya.
Akhirnya dia mendapat subsidi sebesar Rp3 juta sehingga hanya perlu membayar sumbangan Rp2 juta. Tyas mengaku sempat dijuluki teman-temannya sebagai anak rektor karena mendapat banyak keringanan dari kampus.
Tyas menyelesaikan pendidikan S1-nya selama 3 tahun 7 bulan. Selama 2 tahun dia mendapat beasiswa sebagai anak pegawai UGM karena nilainya bagus. Kemudian pada tahun-tahun terakhir ayahnya mulai banting tulang cari pinjaman.
"Saya melihat usaha bapak selama ini hutang sana-sini. Saya ke bude untuk hutang uang Rp 1.030.000. Dulu (angka segitu) banyak sekali. Tapi akhirnya wisuda S1," katanya.
Selepas wisuda, Tyas mendaftar CPNS namun dia tak lolos. Dia lalu bekerja di Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada proyek saya ikut jadi asisten peneliti," ujarnya.
Lalu pada tahun 2009, Tyas memutuskan lanjut S2 dan bercita-cita menjadi dosen. Baginya, menjadi dosen Antropologi itu keren.
Tyas mengambil jurusan Pariwisata Fakultas Sekolah Pascasarjana UGM. Perjalanannya menempuh pendidikan kali ini juga tidak mudah. Namun Tyas tak patah arang. Beragam tantangan ia hadapi, karena baginya melalui pendidikanlah dirinya bisa membahagiakan orang tua.
"Prinsip saya, sudah dimulai harus diselesaikan. Karena saya cita cita dosen makanya saya harus ambil ini (S3)," tegasnya.
Bagaimana perjalanan Tyas meraih pendidikan S2 bahkan hingga S3? Simak dalam story berikutnya.