Betapa Mengerikannya Angka Pemotor Lawan Arus di Pasar Minggu

18 Oktober 2018 11:18 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Benang kusut Pasar Minggu (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Benang kusut Pasar Minggu (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Siang itu ruas jalan di kawasan simpang Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tampak seperti biasa, terasa panas dan gersang. Bising klakson kendaraan membuat situasi siang hari semakin riuh.
ADVERTISEMENT
Kesabaran para pengendara diuji di bawah teriknya matahari. Memang harus pintar-pintar menjaga emosi kalau tidak mau saling kelahi. Salah sedikit bisa ribet urusan, gara-gara tidak sabaran.
Seperti yang terjadi di antara dua pemotor di Pasar Minggu ini. Keduanya terlibat cekcok karena salah satu pengendara melanggar aturan lalu lintas dengan melawan arus.
“Eh Pak, ini buat jalan yang orang sini,” kata seorang pengendara sepeda motor kepada seorang pengemudi ojek online yang melawan arus.
“Orang-orang juga biasa lewat sini,” kata pengemudi ojek online membela diri.
Situasi lalu berubah menjadi sedikit memanas. Pengendara sepeda motor itu membuka kaca helmnya, nada suaranya meninggi. Ia tak terima laju sepeda motornya dihalangi motor ojek online tersebut.
ADVERTISEMENT
Pengemudi ojek online yang sempat membalas omelan itu akhirnya berhasil mengambil celah untuk laju motornya, dan pergi meninggalkan lokasi keributan.
Cerita singkat di atas merupakan satu dari banyaknya pertengkaran yang terjadi karena pelanggaran lalu lintas. Pelanggaran berujung pertengkaran itu merupakan salah satu contoh kasus yang dicatat oleh tim kumparan.
Potret pengendara sepeda motor yang melawan arus di perempatan Pasar Minggu (Foto: Rizki Baiquni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Potret pengendara sepeda motor yang melawan arus di perempatan Pasar Minggu (Foto: Rizki Baiquni/kumparan)
Selama empat hari sejak Jumat (12/10) hingga Senin (15/10) dari pukul 07.00 WIB hingga 20.00 WIB, kumparan melakukan pemantauan pelanggaran lalu lintas di sekitar simpang Pasar Minggu.
Tujuan pemantauan ini untuk membuktikan secara matematis sejauh mana pelanggaran itu benar-benar terjadi. Untuk itu pula, kumparan mencatat pelanggaran di setiap jamnya, serta memeriksa ada atau tidaknya polisi saat pelanggaran terjadi. Totalnya selama empat hari tercatat 24.604 pelanggar yang melawan arus. Bila rata-rata dalam sehari, maka ada sekitar 6.000 pelanggar.
ADVERTISEMENT
Seandainya polisi menilang seluruh pemotor lawan arus selama empat hari itu, maka angkanya melebihi jumlah penindakan pelanggaran lalu lintas seantero Jakarta dalam sepekan. Dalam Operasi Patuh Jaya yang digelar selama sepekan di seantero Jakarta pada 9-16 Mei 2017 lalu, jumlah kendaraan lawan arus di Jakarta sebanyak 7.709 kasus.
Metode Menghitung Jumlah Pelanggar
Hari yang dipilih adalah Jumat hingga Senin untuk memperoleh data pelanggaran di hari kerja dan akhir pekan. Dalam sehari selama 13 jam dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB pantauan dilakukan. Setiap jamnya, kumparan mencatat pelanggar yang melawan arus dengan menggunakan alat bernama Taily Counter.
Dalam menghitung jumlah pelanggar, dibagi menjadi dua bagian utama. Pada Jumat dan Senin (hari kerja), satu orang mengawasi pengendara yang berasal dari Jalan Raya Ragunan yang menuju ke arah Stasiun Pasar Minggu atau ke arah Jalan Raya Pasar Minggu menuju Kalibata.
Suasana lalu lintas di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana lalu lintas di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (17/10/2018). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Pantauan dilakukan dari pos pantau polisi yang berada di tengah perempatan. kumparan memperhatikan para pengendara yang melawan arus di U-Turn atau putaran untuk putar balik kendaraan.yang berbatasan dengan underpass Pasar Minggu.
ADVERTISEMENT
Dari arah itu, lazim adanya pelanggaran karena banyak orang yang hendak menuju ke Stasiun Pasar Minggu, ke arah Condet, maupun sekadar menuju ke arah Kalibata.
Sementara itu, tim lainnya mengawasi pengendara yang berasal dari arah Kalibata yang melawan arus untuk menuju ke Jalan Raya Ragunan. Satu orang itu juga mengawasi para pengendara yang berupaya memutar balik kendaraanya di ujung jalan tersebut.
Perlakuan sedikit berbeda kami terapkan pada hari Sabtu dan Minggu (Weekend). Dalam dua hari itu, kami hanya mengawasi pengendara yang berasal dari Jalan Raya Ragunan yang menuju ke arah stasiun atau Kalibata.
Hari Pertama, Jumat (12/10)
Kami tiba di lokasi sekitar pukul 06.40 WIB, saat itu ada dua personel polisi yang tengah mengurai arus lalu lintas. Tepat pukul 07.00-08.00 WIB, kami mencatat ada 42 pelanggar yang melawan arus ke arah Stasiun Pasar Minggu, sementara ada 17 pelanggar yang melawan arus menuju ke Jalan Raya Ragunan.
ADVERTISEMENT
Saat itu, polisi yang berjaga tak terlalu ketat mengawasi para pelanggar. Oleh sebab itu, masih ada beberapa pengendara sepeda motor yang nekat melawan arus.
Pada pukul 08.00-09.00 WIB, polisi yang berjaga sudah meninggalkan lokasi. Saat itu terjadi, jumlah pelanggar melonjak menjadi 121 pelanggar yang menuju arah stasiun. Sementara pengendara yang menuju Jalan Raya Ragunan juga naik tiga kali lipat menjadi 53 pelanggar.
Menjelang tengah hari, pukul 11.00-12.00 WIB, jumlah pengendara yang melanggar juga semakin merangkak naik. Ada 436 pelanggar yang menuju arah stasiun, sementara ada 157 pelanggar yang nekad melawan arus demi menuju Jalan Raya Ragunan.
Benang kusut Pasar Minggu (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Benang kusut Pasar Minggu (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Tepat pukul 12.00-13.00 WIB, pengamatan tidak kami lakukan. Baru kemudian pada waktu selanjutnya pengamatan kembali dilanjutkan.
ADVERTISEMENT
Kami mencatat bahwa pukul 16.00-17.00 WIB, ada polisi yang berjaga di Jalan Raya Ragunan. Kala polisi berjaga, terjadi pengurangan jumlah pelanggar yang sangat signifikan. Pelanggar pada waktu tersebut hanya tembus 28 orang.
Di waktu tersebut, seorang polisi yang berjaga tampak memarahi pengendara sepeda motor yang melawan arus. Polisi juga tampak meminta para pengendara itu untuk mengambil jalan memutar.
Namun kenyataan berbeda justru terjadi pada pelanggar yang menuju ke arah stasiun. Kami mencatat ada 352 pelanggaran yang terjadi.
Berdasarkan data yang kami miliki, pelanggaran terbesar pada hari Jumat itu terjadi pada saat adzan maghrib tiba, sekitar pukul 18.00-19.00 WIB. Kala itu jumlah pelanggar yang menuju stasiun mencapai 626 orang, sementara pelanggar yang menuju jalan Raya Ragunan tembus 143 orang.
ADVERTISEMENT
Jika ditotal secara keseluruhan pada hari itu, maka kami menghitung ada 6.024 pelanggar. Angka itu merupakan agregat dari 1.410 pelanggar yang menuju Jalan Raya Ragunan, ditambah dengan 4.614 pelanggar yang menuju arah stasiun atau ke arah Kalibata.
Hari Sabtu (13/10)
Pada pengamatan hari kedua, kami hanya memantau pelanggaran yang mengarah ke stasiun. Pengamatan kali ini juga konsisten dilakukan sejak pukul 07.00 WIB.
Dalam satu jam pertama pemantauan, kami mendapatkan 268 pelanggar. Para pelanggar itu tetap nekad melawan arus meski ada petugas Dishub yang tengah berada di lokasi.
Sejak pukul 08.00-09.00 WIB, petugas Dishub pun tampak sudah tidak ada lagi di lapangan. Kala itu pula jumlah pengendara yang melanggar pun merangkak naik secara signifikan.
Benang kusut Pasar Minggu (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Benang kusut Pasar Minggu (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Hingga pukul 20.00 WIB, tidak ada polisi yang datang ke lapangan. Pelanggar terbesar pun terjadi pada pukul 18.00-19.00 WIB, yakni mencapai 532 pelanggar. Hari itu total kami mencatat ada 6.195 pelanggar
ADVERTISEMENT
Bila dibandingkan dengan Jumat, maka data pelanggaran yang terjadi pada Sabtu meningkat. Kami mencatat adanya kenaikan pelanggaran sebesar 16,17 persen. Padahal, hari kedua itu kami tidak menghitung pelanggaran di Jalan Raya Ragunan.
Hari Minggu (14/10)
Pada hari ketiga, kami kembali hanya memantau pelanggaran yang mengarah ke stasiun. Kali ini, tidak ada satu polisi pun yang juga turun ke lokasi.
Pada hari ketiga itu, kami mencatat bahwa pelanggaran yang terjadi di setiap jamnya tak kurang dari 300 pelanggar. Jumlahnya cenderung stabil meski sedikit fluktuatif menjelang siang hari dan saat petang.
Untuk ketiga kalinya pula, kami mencatat bahwa pelanggaran tertinggi terjadi pada pukul 18.00-19.00 WIB. Pada waktu tersebut, kami memperoleh 532 pelanggar.
Benang kusut Pasar Minggu (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Benang kusut Pasar Minggu (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
ADVERTISEMENT
Hari Senin (15/10)
Senin adalah hari terakhir kami melakukan pemantauan di lokasi. Di hari tersebut, kami mencatat total ada 7.307 pelanggar.
Jumlah itu merupakan akumulasi dari pelanggaran yang kami pantau dari dua titik. Pertama di Jalan Raya Ragunan, kedua di Jalan Raya Pasar Minggu yang mengarah ke stasiun.
Selama 13 jam kami memantau, kami sama sekali tidak melihat polisi di lapangan. Yang kami jumpai adalah petugas Dishub yang dalam beberapa kesempatan mengurai arus lalu lintas. Mereka juga tampak menegur sejumlah pengendara yang melanggar.
Dalam catatan kami, waktu Maghrib pukul 18.00-19.00 WIB, lagi-lagi menjadi waktu terbanyak adanya pelanggaran. Kami melihat ada sebanyak 821 pelanggaran di dua titik.
ADVERTISEMENT
Simak selengkapnya dalam konten spesial Benang Kusut Pasar Minggu.