Bincang kumparan: Ganjar, Korupsi e-KTP, dan Pilgub Jateng

23 Mei 2018 12:45 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
"Enggak puasa ya? Kok banyak susu. Ha..ha..," kelakar Ganjar kepada awak redaksi di kantor kumparan, Senin (21/5). Pertanyaan Ganjar ditimpali oleh awak redaksi. "Puasa kok, Pak."
ADVERTISEMENT
"Mana," lanjut Ganjar tak mau kalah, sambil iseng menengok layar komputer beberapa awak redaksi. Suasana langsung cair.
Tiba sekitar pukul 10.00 WIB dengan mobil Toyota Innova dan hanya satu orang staf, Ganjar memang tak serupa dengan kebanyakan pejabat. Gayanya nyeleneh, iseng dan santai. Setelah bercanda dengan awak redaksi, Ganjar masuk ke salah satu ruangan pertemuan di kantor kumparan.
Ganjar memulai pembicaraan tentang teknologi informasi yang bikin kehidupan makin paperless. "Loh, di ruangan ini apa ada kertas? Kan cuma kalender ini tok," celetuk gubernur Jawa Tengah nonaktif itu mengangkat kalender di atas meja.
Ganjar Pranowo saat Menyambangi Kumparan (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Pria dengan ciri khas rambut putih itu bercerita panjang tentang kepemimpinannya di Jawa Tengah 5 tahun terakhir, soal Pilgub Jateng yang dianggapnya tidak mudah, hingga hal-hal remeh seperti media sosial yang perkembangannya sangat dikuasai Ganjar.
ADVERTISEMENT
Ya, Ganjar memang satu dari beberapa kepala daerah pegiat medsos. Di Twitter Ganjar mengantongi 1.063.550 pengikut, sementara di Instagram ada 441.692 pengikut. Angka yang sangat efektif untuk menyosialisasikan program, menerima aduan warga, hingga tentu untuk kepentingan Pilgub Jateng 2018.
"Saya tidak pernah meringankan begitu arti sebuah persaingan. Kita tidak bisa meremehkan, segala sesuatu bisa terjadi. Makanya teman-teman serius betul," kata Ganjar mulai bicara tentang kans kemenangannya di Pilgub Jateng dalam sesi wawancara.
Ganjar --yang berpasangan dengan Taj Yasin, mencatatkan skor menang telak di semua survei Pilgub Jateng melawan Sudirman Said-Ida Fauziyah. Di survei terakhir, Alvara, elektabilitas Ganjar-Yasin 58,8%, sementara Sudirman-Ida 11,5%. Pemungutan suara tinggal sebulan lagi, 27 Juni 2018.
Sebagai petahana, penikmat musik rock itu mengatakan banyak diserang isu negatif, terutama oleh lawan politik yang pada debat terakhir, sang kompetitor bahkan secara terbuka menyerang soal isu korupsi e-KTP. Semua isu negatif itu pada akhirnya dipatahkan oleh Ganjar.
ADVERTISEMENT
Tapi, apa sebenarnya yang ditawarkan Ganjar untuk masyarakat Jawa Tengah di periode kedua? Kata kunci yang ditawarkan hanya dua, bersih dan melayani.
Di atas kertas, visi ganjar adalah 'Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari: Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi'. Ternyata, visi ini sama persis dengan visi Ganjar saat Pilgub Jateng 2013 lalu. Bedanya hanya pada turunan misinya saja. Ide itu diturunkan dengan dua target tadi, bersih dan melayani.
"Menciptakan Jawa Tengah berdikari sejahtera, itu teks yang harus diberikan karena kami harus mengumpulkan itu KPU. Kalau enggak, enggak lolos nanti," kata magister Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) itu berkelakar.
ADVERTISEMENT
(Secara lengkap, baca visi misi Ganjar-Taj Yasin dan perbandingannya dengan visi misi Sudirman-Ida di sini).
"Gubernur yang bersih dan melayani ini turunannya banyak loh. Ya Anda bicara bersih, maka selesai. Masyarakat datang kepada negara, kepada pemerintah, dia tidak merasa diperas. Dia tidak akan pernah mendapatkan pelayanan yang buruk. Dia tidak akan pernah merasakan bahwa pemerintahan ini korup. Bersih dulu," bebernya.
Selama ini, Ganjar mendefinisikan kata 'melayani' tidak hanya melalui layanan pemerintahan berjenjang hingga RT RW, namun juga melalui media sosial. Politikus PDIP itu bahkan sejak awal menjabat, meminta semua pemerintah daerah mempunyai akun di media sosial. Jika tidak, siap-siap dicopot.
Soal medsos, satu kali Ganjar pernah merasa sangat bersalah saat ada warga yang mengadu via Twitter soal saudaranya meninggal karena tak diurus hanya gara-gara pakai BPJS. "Biar saya urus!" cuit Ganjar saat itu
ADVERTISEMENT
"Pak jalannya rusak, oke segera ditambal. Gunakan teknologi informasi, segera disrespons. Gunakan medsos, respons. Gunakan aduan-aduan melalui call center, website, atau mungkin mereka datang langsung," ucap Ganjar.
"Melayani, mas. Kalau orang sudah mau melayani dan itu muncul dari hatinya, sudah beres ini. Birokrasi beres, ditinggal saja jalan sendiri," imbuh lulusan Fakultas Hukum UGM itu.
Terkait pelayanan, di antara penghargaan yang pernah diterima Jateng adalah tiga inovasi pelayanan publik yang masuk dalam top 99 inovasi pelayanan publik tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Yaitu layanan Peluk My Darling (perawatan luka kusta menyeluruh dengan garden healing) yang diciptakan RSUD Kelet Jepara, lalu penyederhanaan prosedur pendaftaran rumah sakit melalui Si Bina Cantik (sistem bridging sim RSMS, BPJS, dan INA CBG’S menuju akuntabilitas, transparansi, dan efisiensi pelayanan kesehatan JKN secara paripurna), dan penetrasi online (pengembangan sistem SMS gateway menuju registrasi online) oleh RSUD Prof Dr Margono Soekarjo.
ADVERTISEMENT
Sementara soal target kedua: bersih. Ganjar menyadari gagasan ini sedang diserang habis-habisan dengan isu proyek pengadaan e-KTP. Ganjar memang beberapa kali diperiksa KPK dalam statusnya sebagai mantan Wakil Ketua Komisi II yang ikut membahas proyek e-KTP.
Ganjar Pranowo usai diperiksa KPK. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)
Dalam surat dakwaan untuk Irman dan Sugiharto, Ganjar disebut turut menerima uang sebesar 520 ribu dolar AS dari proyek e-KTP. Tak hanya itu, mantan bendahara Partai Demokrat M Nazaruddin juga menyebut Ganjar menolak uang suap yang diberikan kurang. Namun Nazar menyebut bahwa pada akhirnya Ganjar menerima uang tersebut.
Namun, beberapa kali itu pula Ganjar membantah. "Itu siapa yang ngasih saya enggak pernah terima. Kalau ditawari saya pernah ditawari. Pernah ditawari saya menolak," ujar Ganjar dalam sidang pada bulan Maret 2017.
ADVERTISEMENT
Bagi Ganjar menanggapi isu itu sederhana, untuk menilai apakah Ganjar korupsi atau tidak, bisa dilihat dalam 5 tahun dia memimpin Jawa Tengah. Nyatanya, kata Ganjar, Pemprov Jateng malah 3 tahun berturut-turut mendapat penghargaan dari KPK.
"Di segala kesempatan saya sampaikan ada enggak ya pengusaha yang meminta saya duit karena mereka mau ngurus izin? Ada enggak orang mau naik jabatan di provonsi lalu diminta duit? Ada enggak pungli yang disetorkan ke dinas ke gubernur?" tutur Ganjar.
Ganjar Pranowo saat Menyambangi Kumparan (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Ganjar mempersilakan warga Jawa Tengah atau siapa saja untuk mencermati fakta-fakta persidangan untuk melihat apakah dia turut menerima uang korupsi e-KTP. "Dalam debat saya sampaikan jangan sampai kita menepuk air di dulang, nanti muncrat ke muka sendiri," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Secara rinci, Ganjar memaparkan capain bidang pemberantasan korupsi di Jateng dalam debat, yaitu sebagai pelapor gratifikasi terbanyak ke KPK berasal dari Jawa Tengah. Lalu KPK juga memberikan penghargaan atas ketaatan pejabat di Jateng dalam melaporkan LHKPN.
Sebulan jelang pemungutan suara, Ganjar tetap yakin bisa memenangkan pertarungan meski tidak bisa dianggap mudah. Senjata Ganjar adalah data dan fakta untuk meyakinkan masyarakat memilihnya melayani Jateng di 5 tahun ke depan.
"Ada kok yang gagal kita akui enggak apa-apa, tapi yang berhasil kan ada. Rakyat dijejerkan saja datanya untuk edukasi," kata Ganjar
"Legacy yang ingin saya sampaikan adalah di era Ganjar itu pemeritahannnya bersih dan melayani," tutupnya tersenyum.
Ganjar Pranowo dan target periode kedua. (Foto: Charles Brouwson/kumparan)
ADVERTISEMENT