BMKG: Ada 13 Gempa Susulan di Banjarnegara

Gempa susulan di Banjarnegara. (Foto: Google Earth)

BMKG mencatat adanya 13 gempa susulan yang mengguncang Kalibening, Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (22/4). Dalam catatan BMKG, setidaknya besaran gempa susulan tersebut berada di angka 1,4 hingga 3,4 magnitudo.

Menurut Kepala Bidang informasi Gempa bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, gempa susulan memang lazim terjadi pasca terjadinya gempa kuat. Fenomena tersebut, kata dia, merupakan suatu hal yang wajar dan tak perlu dikhawatirkan.

"Ini proses pelepasan sisa-sisa tegangan kulit bumi agar terlepas semua dan kondisi menjadi stabil," jelas Daryono seperti dalam keterangan yang diterima kumparan (kumparan.com), Minggu (22/4).

Berdasarkan gempa susulan yang terjadi, lanjut Daryono, tampak bahwa kecenderungan kekuatan gempa yang terus mengecil. "Dengan melihat kecenderungan ini maka sangat kecil potensi untuk terjadi gempa dengan kekuatan yang lebih besar dari gempa utamanya yang terjadi pada hari Rabu 18 April 2018 lalu," tambahnya.

Sejak Rabu lalu, kata Daryono, besaran gempa bumi utama sebesar 4,4 magnitudo. Sementara gempa susulan hanya mencapai 1,4 magnitudo pada minggu (22/4). Hal itu dilihat dari sensor portable seismograf BMKG yang terdiri dari 5 unit dan terpasang di sekitar episenter (pusat gempa).

Meski demikian, pihaknya akan terus memonitor perkembangan gempa bumi susulan. Nantinya, hasil pengamatan itu akan diinformasikan kepada para pemangku kepentingan (stakeholder), masyarakat, dan media. Sementara itu, dia mengimbau agar masyarakat tak takut dengan beragam informasi bohong yang menyebut akan ada gempa besar susulan.

"Masyarakat tidak perlu takut dengan aktivitas gempa susulan. Warga yg rumahnya masih kokoh dan tidak rusak tidak perlu ikut mengungsi. Sebaiknya kembali ke rumah masing masing dan beraktivitas seperti biasa," tutupnya.

Dampak gempa Banjarnegara (Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)

Sebelumnya, gempa 4,4 magnitudo yang mengguncang Banjarnegara pada Rabu lalu menyebabkan dua orang tewas, 21 orang luka dan 316 rumah rusak. Korban yang mengalami luka-luka kini dirawat di Puskesmas dan di Rumah Sakit Daerah (RSUD). Sebagian besar korban luka akibat tertimpa oleh bangunan yang roboh.

Sementara itu, sebanyak 2.104 pengungsi tersebar di beberapa titik pengungsian, tepatnya di 4 desa di Kecamatan Kalibening yaitu di Desa Kasinoman, Desa Kertosari, Desa Plorengan dan Desa Sidakange.