BMKG Catat 3.690 Gempa di Bali Sepanjang Januari hingga Agustus 2019

13 September 2019 13:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar mencatat sebanyak 3.690 gempa terjadi di Bali, NTB, dan sebagian NTT selama Januari hingga Agustus 2019.
ADVERTISEMENT
Gempa yang terjadi berkekuatan antara kurang dari 5 sampai 5,8 magnitudo. Gempa kurang dari 5 magnitudo terjadi sebanyak 86 kejadian, lebih dari 5 magnitudo sebanyak 32 kali, serta gempa yang merusak bangunan terjadi satu kali pada tanggal 16 Juli 2019 lalu dengan kekuatan 5,8 magnitudo.
“Potensi gempa ada di bagian selatan (Kabupaten Badung) dan utara Bali (Buleleng). Potensi ada di selatan pertemuan lempeng Australia dan Eurasia. Pada Bali utara bila sesar Flores naik,” kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar, M. Taufik Gunawan, Jumat (13/9).
Kepala BMKG Wilayah III Denpasar, M. Taufik Gunawan. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Taufik menjelaskan, jika terjadi gempa besar maka bisa saja muncul tsunami. Potensi tsunami ini juga bisa saja ada di Bali Selatan dan Utara.
Dia mengimbau warga waspada bila gempa besar terjadi. Warga juga diminta mengikuti informasi terbaru mengenai gempa atau tsunami.
ADVERTISEMENT
"Di utara kalau terjadi tsunami, kita tak ada waktu lagi dapat info dari BMKG, karena terlalu dekat. Kalau selatan masih jauh tapi utara sangat dekat (dengan pantai),” ujar Taufik.
Di Bali, setiap tanggal 26, baik instansi pemerintahan atau swasta diwajibkan melakukan simulasi bencana. Menurut Taufik, Warga juga perlu bertindak sigap seperti evakuasi mandiri.
“Apa yang harus dilakukan, masyarakat itu harus punya kemampuan evakuasi mandiri. Kalau terjadi gempa dan air laut surut, langsung evakuasi,” ujar dia.
Dia juga mengimbau masyarakat membuat sebuah tas darurat berisi makanan, minuman, dokumen berharga dan lain-lainnya sebagai persiapan menghadapi bencana. Bila terjadi gempa atau tsunami, warga tinggal mengangkut tas itu dan memiliki bekal selama evakuasi berlangsung.
ADVERTISEMENT
“Kalau di luar negeri sudah seperti itu, di Jepang, (bila ada bencana) tinggal bawa dan tak mikir apa-apa lagi. Surat berharga juga disimpan di sana,” ujar dia.