BMKG Deteksi 54 Titik Panas di Riau, Indikasi Kebakaran Hutan

22 Februari 2019 8:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kebakaran Hutan di Riau  Foto: FB Anggoro/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Kebakaran Hutan di Riau Foto: FB Anggoro/Antara
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi 54 titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pencitraan Satelit Terra dan Aqua, pada pukul 06.00 WIB, Jumat (22/2) seluruh titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen menyebar di tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Riau.
"Titik panas terbanyak masih terdeteksi di Kabupaten Bengkalis mencapai 28 titik," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan titik-titik panas di Bengkalis menyebar di sejumlah lokasi. Pulau Rupat, hingga hari ini masih menyumbang titik panas terbanyak dengan 22 titik. Selain di Rupat, titik panas turut menyebar di sejumlah wilayah Kabupaten di Bengkalis seperti Kecamatan Bantan, Bengkalis dan Mandau.
Titik panas lainnya turut terdeteksi di Kabupaten Indragiri Hilir dengan jumlah mencapai sembilan titik. Di Kota Dumai, BMKG kembali mendeteksi titik panas dengan jumlah enam titik, Rokan Hilir empat titik, Meranti dan Pelalawan masing-masing tiga titik serta Siak satu titik.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, dari 54 titik panas di Riau, BMKG menyatakan 40 titik lainnya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat terjadinya kebakaran lahan dan hutan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.
BMKG menyatakan dari 40 titik api, 22 di antaranya terdeteksi di Kabupaten Bengkalis. Selanjutnya titik api turut terdeteksi di Kabupaten Indragiri Hilir dengan delapan titik, Dumai lima titik, Rokan Hilir tiga titik serta Meranti dan Pelalawan masing-masing satu titik.
Secara terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger mengatakan, luas lahan terbakar sejak Januari 2019 mencapai sekitar 857,71 hektare.
Paling banyak di Bengkalis, yakni 639 hektare. Sementara daerah lain juga terjadi kebakaran lahan, namun api sudah berangsur padam. Seperti di Rokan Hilir 117 hektare, Dumai 46,5 hektare, Kepulauan Meranti 20,2 hektare, Pekanbaru 16 hektare, Kampar 14 hektare, serta Siak 5 hektare.
ADVERTISEMENT
Edwar menjelaskan, kondisi kebakaran hutan di Rupat, Bengkalis, sulit dipadamkan karena jauh dari sumber air sehingga petugas kewalahan melakukan pemadaman.
"Kebakaran di Bengkalis semakin meluas dan api sulit dipadamkan karena kurangnya alat pemadaman serta air yang sulit didapatkan di lokasi," ujarnya.
Kebakaran hutan dan lahan di Riau bermula pada 18 Februari 2019 lalu yang melanda tiga kabupaten/kota di Provinsi Riau. Kota Dumai, Kabupaten Rokan Hilir dan Bengkalis diselimuti asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sejak sepekan terakhir, Senin, 18 Februari 2019.