BMKG Ingatkan Warga Jakarta dan Sekitarnya Soal Angin Kencang

21 Agustus 2019 19:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Press Conference BMKG mengenai prakiraan musim hujan. Foto: Abyan Faisal Putratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Press Conference BMKG mengenai prakiraan musim hujan. Foto: Abyan Faisal Putratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Angin kencang terjadi di Jakarta dan sekitarnya sejak pagi hingga siang ini. Peristiwa angin kencang bahkan menimbulkan korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Pengendara mobil yang tengah parkir di Universitas Pancasila, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, tewas setelah mobilnya tertimpa pohon yang tumbang akibat angin kencang.
Terkait fenomena ini, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan.
"Angin kencang lebih dipengaruhi oleh tekanan tinggi di Australia, yang menyebabkan angin kencang di wilayah selatan Indonesia," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Pers dan Media Dwi Rini Endra Sari saat dikonfirmasi, Rabu (21/8).
Dwi Rini kemudian memberikan data kecepatan angin yang terpantau di Jakarta dan sekitarnya.
Warga beraktivitas di dekat pohon yang meranggas di Jakarta, Rabu (31/7). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau di Jakarta akan berlangsung hingga Oktober 2019. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Untuk wilayah Jabodetabek dengan angin kencang yang tercatat siang ini sebagai berikut Jakarta Timur (bergerak ke timur laut- 17 knot), Jakarta Utara (timur- 14 knot), Tangerang (timur Laut- 14 knot)," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain di kawasan Jabodetabek, BMKG juga mengidentifikasi adanya potensi hujan lebat hingga angin kencang, kilat/petir dalam tiga hari ke depan, 21 โ€“ 23 Agustus 2019, di beberapa wilayah Indonesia.
"Hasil pantauan BMKG menunjukkan terdapat bibit Siklon Tropis 97W di Samudera Pasifik Timur Filipina dengan kecepatan angin maksimum 20 knot bergerak ke arah barat laut. Konvergensi memanjang dari perairan barat Aceh hingga Selat Malaka. Daerah belokan angin terdapat di Sumatera bagian utara dan Kalimantan bagian utara," jelas Dwi Rini.