BMKG Pastikan Gempa di Bali Tidak Dipengaruhi Gempa Maluku Utara
ADVERTISEMENT
Gempa berkekuatan 6,0 magnitudo yang kemudian dimuktahirkan menjadi 5,8 magnitudo mengguncang Bali dan sekitarnya pada Selasa (16/7) pagi. Gempa ini hanya berselang dua hari dari gempa yang terjadi di Halmahera Selatan, Maluku Utara.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan kedua gempa tersebut tidak berkaitan.
“Tentu tidak ada kaitannya yang di Maluku karena sumber pemicunya berbeda, yang di sini akibat subduksi dari (Lempeng) Indo-Australia dan (Lempeng) Eurasia sementara di Maluku kemarin terakhir akibat pergeseran dari aktivitas sesar Sorong-Bacan,” kata Rahmat saat konferensi pers di BMKG, Jakarta Pusat, Selasa (16/7).
Menurutnya, gempa di Indonesia bisa terjadi setiap waktu tapi sumbernya bisa berbeda-beda. Hal itu karena di Indonesia banyak sesar aktif.
“Ada sekitar 290-an sesar-sesar aktif. Kemudian ada tektonik besar yang mengepung wilayah Indonesia tentunya ini mengakibatkan wilayah Indonesia rentan gempa bumi dan tsunami,” kata Rahmat.
Sebelumnya terjadi gempa tektonik di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara pada Selasa (16/7) pukul 07.18.35 WIB. Gempa tersebut berkekuatan 6,0 magnitudo yang kemudian dimuktahirkan menjadi 5,8 magnitudo.
ADVERTISEMENT
Episentrum gempa berada pada koordinat 9,08 LS dan 114,55 BG atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 80 kilometer selatan Kota Negara, Kabupaten Jembaran, Bali di kedalaman 104 KM.
Gempa tersebut dirasakan Badung, Nusa Dua, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah dan Lombok Barat. Selain itu juga terasa di Banyuwangi, Karangkates, Sumbawa, Lombok Timur dan Lombok Utara. Lalu juga di Jember dan Lumajang.