BNPB Pastikan Alat Pendeteksi Tsunami Aktif Saat Gempa 6,9 M di Banten

3 Agustus 2019 17:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers terkait Gempa Selat Sunda di BNPB. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers terkait Gempa Selat Sunda di BNPB. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
ADVERTISEMENT
BNPB menjamin beberapa alat pendeteksi gelombang pasang dan tsunami atau buoy aktif saat gempa 6,9 magnitudo di Banten, Jumat (2/8) malam. Berkat alat itu, BNPB berhasil mendapat data perubahan muka air laut, sehingga langsung mengeluarkan peringatan dini tsunami.
ADVERTISEMENT
“Aman, memang untuk mengukur tinggi. Dan itu alat untuk mengukur tsunami. Jadi pukul 21.35 WIB dihentikan peringatan, semua data dipakai (buoy) sudah on (aktif) semua,” kata Plt Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Agus Wibowo, di Graha BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Sabtu (3/8).
Buoy, alat rekonfirmasi tsunami. Foto: Pixabay
Agus menjelaskan ada 3 tempat yang dijadikan lokasi memantau tsunami di sepanjang pesisir pantai Pandeglang, tepatnya di perairan sebelah selatan Selat Sunda. Lalu, ada 4 sampai 5 stasiun guna mengukur tinggi permukaan air laut.
“Jadi kalau seperti ini kita bisa lihat datanya, panjangnya seperti apa, dan dari buoy masuk datanya. Dan bisa konfirmasi kalau dari buoy itu, salah satu alat untuk konfirmasi,” kata Agus.
Saat tsunami menerjang Banten pada akhir 2018 lalu, sejumlah buoy di perairan Selat Sunda rusak dan hilang. Akibatnya, peringatan dini tsunami sempat terlambat dan banyak masyarakat yang terlambat mengetahui datangnya tsunami.
ADVERTISEMENT
Tsunami kala itu terjadi karena badan Gunung Anak Krakatau runtuh, sehingga menimbulkan gelombang tsunami di Selat Sunda.