BNPB: Pendidikan dan Kultur Kebencanaan Warga Harus Ditingkatkan

28 Desember 2018 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho. (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memasang enam sensor pendeteksi gempa mengelilingi Gunung Anak Krakatau. Sensor dipasang sebagai sistem peringatan dini dan fungsinya telah ditingkatkan supaya tak hanya mendeteksi aktivitas tektonik saja.
ADVERTISEMENT
"BMKG juga telah memasang 6 sensor di sekeliling Gunung Anak Krakatau yang mampu mendeteksi getaran hingga 3,4 magnitudo dari gempanya," tutur Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (28/12).
Enam sensor tersebut dipasang mengelilingi Gunung Anak Krakatau, yakni tiga di Jawa dan tiga lainnya di Sumatera.
Namun, Sutopo menuturkan pemasangan sensor hanya sebagian kecil dari upaya membangun sistem peringatan dini tsunami karena pemantauan harus dibangun di hulu dan hilir. Sutopo juga meminta masyarakat untuk meningkatkan kesadaran kebencanaan.
Gunung Anak Krakatau. (Foto: Dok. Kementerian Kelautan dan Perikanan)
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Anak Krakatau. (Foto: Dok. Kementerian Kelautan dan Perikanan)
"Di sana masih harus dibangun shelter tempat evakuasi, pendidikan kebencanaan harus ditingkatkan, rambu-rambu evakuasi harus segera dibangun. Jalur evakuasi dibangun. Peraturan-peraturan yang menyangkut tata ruang harus ditegakkan dan sebagainya," jelas Sutopo.
ADVERTISEMENT
Menurut Sutopo, berbagai usulan sudah dilakukan karena pemasangan sensor dan buoy tidaklah cukup. Dan yang terpenting, kata Sutopo, adalah kultur dari masyarakatnya agar tak acuh dengan bencana alam.
"Paling berat adalah masalah kulturnya. Dalam peringatan dini tsunami yang sifatnya struktur, yang sensor, sifat ilmu pengetahuan komponen hanya seperempat. Sisanya masalah kultur masyarakat di sana," tutupnya.
Berdasarkan data terakhir BNPB per Jumat (28/12) pukul 13.00 WIB, jumlah korban meninggal sebanyak 426 orang. Sementara korban luka-luka sebanyak 7.202 orang, dan 23 orang masih hilang.