BNPB: Sepanjang Tahun 2018 Indonesia Diterjang 3 Bencana Langka

31 Desember 2018 18:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang perempuan saat memegang boneka kelinci setelah gempa dan tsunami menghancurkan rumahnya. Dalam kejadian tersebut, Ia juga kehilangan tiga anaknya, Palu, Sulawesi Tengah (7/10/2018) (Foto: REUTERS/Jorge Silva)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang perempuan saat memegang boneka kelinci setelah gempa dan tsunami menghancurkan rumahnya. Dalam kejadian tersebut, Ia juga kehilangan tiga anaknya, Palu, Sulawesi Tengah (7/10/2018) (Foto: REUTERS/Jorge Silva)
ADVERTISEMENT
Tahun 2018 akan segera berakhir. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, 2018 sebagai tahun yang penuh bencana. Bagaimana tidak, BNPB mencatat ada tiga bencana yang dinilai tak lazim terjadi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Informasi Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan gempa NTB, gempa dan tsunami ditambah likuifaksi di Sulteng hingga tsunami di Selat Sunda. Menurutnya ketiganya adalah bencana-bencana yang langka terjadi.
“Jadi selama ada 3 kejadian langka, kejadian yang menimbulkan korban jiwa begitu besar yaitu gempa bumi di NTB, gempa bawah laut yang menyebabkan tsunami dan likufaksi di Sulteng dan tsunami di Selat Sunda,” ujar Sutopo di Graha BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Senin (31/12).
Ia menjelaskan, gempa di NTB memiliki pola guncangan yang jarang terjadi sebelumnya. Gempa muncul secara terus menerus akibat ada pergerakan atau reaksi di sesar Flores.
Gempa dan Tsunami di Sulteng juga menjadi perhatian karena selain gempa dan tsunami, juga terjadi likuifaksi yang besar. Diduga hal tersebut sebagai kejadian likuifaksi terbesar di dunia.
Sejumlah anggota Basarnas  berusaha mengevakuasi jenazah korban yang meninggal akibat tertimbun reruntuhan Masjid Jabal Nur yang rusak akibat gempa bumi di Tanjung, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8/2018).  (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah anggota Basarnas berusaha mengevakuasi jenazah korban yang meninggal akibat tertimbun reruntuhan Masjid Jabal Nur yang rusak akibat gempa bumi di Tanjung, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
“Kita baru sekali itu baru sekali melihat (likuifaksi) yang besar dan masif. Biasanya hanya terjadi di sesar dan tanah tanah yang retak tapi ini terjadi begitu besar. Dan likuifaksi ini adalah likuifaksi yang terbesar di dunia,” ujar Sutopo.
ADVERTISEMENT
Ditambah dengan kejadian tsunami di Selat Sunda yang disebabkan oleh longsoran bawah laut beberapa waktu lalu ini. Menurut BNPB ini adalah kejadian yang langka dan terjadi sepanjang 2018.
“2018 ini bisa saya katakan sebagai tahun bencana. Ditinjau dari jumlah korban dan kerugian ekonomi yang ditimbulkannya,” ujar Sutopo.