Bom Ranjau Jadi Pemicu Ledakan di Gudang Amunisi Mako Brimob Semarang

14 September 2019 11:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo memaparkan barang bukti aktor kericuhan Papua. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo memaparkan barang bukti aktor kericuhan Papua. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
ADVERTISEMENT
Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, memastikan ledakan di gudang senjata Markas Brimob, Srondol, Semarang, Jawa Tengah, disebabkan bom ranjau. Bom tersebut merupakan bom sisa Perang Dunia ke-2 yang ditemukan oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Ledakan tersebut diduga sementara memang berasal dari bahan peledak temuan dari masyarakat, (bom) sisa Perang Dunia ke-2. Kemudian juga masih ada beberapa bahan peledak juga yang hari ini masih perlu dilakukan pendinginan dan sterilisasi," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9).
Ada sejumlah bom dengan ukuran bervariasi yang disimpan di gudang tersebut. Di antaranya dengan ukuran 120 cm dan diameter 60 cm, hingga ukuran 30 cm dan diameter 25 cm.
"Perlu saya sampaikan juga, untuk gudang tersebut menyimpan beberapa buah jenis bahan peledak sisa Perang Dunia ke-2, antara lain ada 6 buah mortir besar yang ukurannya sekitar 120 cm dengan diameter 60 cm, kemudian 3 mortir sedang ukuran panjang 75 cm (dengan) diameter 80 cm," jelasnya.
Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel meninjau lokasi ledakan di Mako Brimob Polda Jateng. Foto: Dok. Bid Humas Polda
"Kemudian 8 buah mortir kecil ukuran 30 cm (dengan) diameter 25 cm dan 1 buah bom ranjau ukuran panjang 55 cm dan diameter 80 cm. Ini yang memicu terjadinya ledakan di gudang barang bukti penyimpanan bahan peledak sisa Perang Dunia ke-2," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, petugas dari Jibom, Gegana, hingga Inafis telah diterjunkan ke lokasi untuk olah TKP. Dari hasil olah TKP itu, baru akan diketahui pemicu utama ledakan.
"Langkah yang dilakukan sudah melakukan sterilisasi, kemudian fokus melakukan pendinginan, kemudian melakukan pendataan kembali apa yang jadi kerusakan sambil menunggu tim dari Jibom dan Gegana terbang ke Jateng untuk melakukan penjinakan kemudian sterilisasi," tuturnya.
Langit langit rumah warga yang terkena ledakan di Mako Brimob Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
"Kalau diketemukan tanda-tanda berbahaya, akan dilakukan disposal, tergantung situasi dan aspek keamanan," lanjutnya.
Dedi menjelaskan, dalam gudang tersebut banyak disimpan bom-bom sisa peninggalan Perang Dunia ke-2. Bom-bom tersebut merupakan bom yang ditemukan oleh masyarakat, kemudian diserahkan ke kepolisian untuk diamankan.
"Informasi sementara bom-bom sisa peninggalan Perang Dunia ke-2. (Bom) cukup tua dan tingkatnya (ledakan) cukup tinggi. Udara panas bisa jadi salah satu pemicu ledakan. Secara scientific akan akan diuji oleh Jibom dan Inafis," ujarnya.
Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel meninjau lokasi ledakan di Mako Brimob Polda Jateng. Foto: Dok. Bid Humas Polda
Dedi juga menjelaskan pihaknya menerapkan SOP yang cukup ketat untuk menyimpan barang dengan daya ledak, khususnya untuk bom sisa peninggalan Perang Dunia ke-2. Apalagi bom yang usianya sudah tua itu cukup rentan, sehingga pola penyimpanannya dibedakan.
ADVERTISEMENT
"Khusus penyimpanan barbuk, ada temuan dari masyarakat bom sisa Perang Dunia ke-2. Jadi SOP-nya harus terpisah karena memiliki tingkat resiko berbeda. Bom-bom tua ini cukup rentan, pola penyimpanannya berbeda," pungkasnya.