Boris Johnson Tolak Bayar Utang Inggris ke Eropa Jika Jadi PM

9 Juni 2019 10:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Boris Johnson, Menteri Luar Negeri Inggris. Foto: dok. Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Boris Johnson, Menteri Luar Negeri Inggris. Foto: dok. Reuters
ADVERTISEMENT
Boris Johnson mengancam tidak akan membayarkan utang Brexit yang disepakati dengan Eropa jika terpilih jadi Perdana Menteri Inggris. Menurut Johnson, Eropa harus memberikan Inggris kesepakatan yang lebih baik untuk Brexit.
ADVERTISEMENT
Johnson adalah calon perdana menteri terkuat dari Partai Konservatif untuk menggantikan Theresa May yang mengundurkan diri pekan lalu. May mundur setelah parlemen tiga kali menolak kesepakatan Brexit dengan Eropa yang digagasnya.
Salah satu kesepakatan tersebut mencakup penyelesaian utang Inggris jika keluar dari Uni Eropa sebesar 39 miliar pound Sterling atau sekitar Rp 700 triliun, dibayarkan dalam tempo beberapa tahun. Utang Inggris itu termasuk kewajiban kontribusi ke Uni Eropa hingga 2020 dan pembayaran proyek-proyek yang belum rampung.
Parlemen Inggris menolak kesepakatan Brexit antara May dengan Eropa karena ketidakjelasan dalam beberapa aspek. Di antaranya soal aturan dagang antara Irlandia Utara di Inggris dan Irlandia di sisi Eropa.
Boris Johnson Foto: REUTERS/Alkis Konstantinidis
Dalam wawancara dengan Sunday Times yang dikutip AFP, Johnson mengatakan utang itu tidak akan dibayarkan hingga mekanisme keluarnya Inggris dari Uni Eropa jelas. Selain itu, dia mendesak Uni Eropa memberikan kesepakatan yang menguntungkan Inggris.
ADVERTISEMENT
"Kawan dan mitra kami harus paham bahwa uang itu akan ditahan sampai kami mendapatkan kejelasan soal kelanjutan (Brexit)," kata Johnson.
"Untuk mendapatkan kesepakatan yang baik, uang adalah pelarut dan pelumas yang hebat," lanjut dia.
Soal Irlandia yang menjadi batu sandungan terbesar Brexit, Johnson mengatakan harus dicapai kesepakatan jangka panjang. Dia menolak tetap adanya perdagangan bebas dan longgarnya perbatasan antara Irlandia Utara dan Irlandia, atau backstop, jika Inggris keluar dari Eropa.
Seperti halnya anggota parlemen Koservatif lainnya, Johnson khawatir backstop hanya akan membuat Inggris terkekang dengan peraturan Uni Eropa walau tidak lagi jadi anggota.
Belum ada komentar dari Uni Eropa terkait komentar Johnson. Namun Uni Eropa mengatakan tidak akan ada lagi kesepakatan lain hingga Brexit terlaksana pada 31 Oktober mendatang.
ADVERTISEMENT