Bos Taksi Malaysia Minta Maaf, Ojol Tetap ke Kedubes untuk Apresiasi

29 Agustus 2019 5:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi demo ojek online. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi demo ojek online. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
Pendiri Big Blue Taxi asal Malaysia, Datuk Shamsubahrin Ismail, menarik perkataannya soal "GoJek dan Indonesia negara miskin". Setelah komentarnya itu, Shamsubahri mengaku dikecam banyak pihak.
ADVERTISEMENT
Salah satunya datang dari Gabungan Aksi Roda Dua (GARDA) Indonesia. Mereka sebelumnya berencana untuk mengepung Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta, 3 September 2019, jika Shamsubahrin tak segera meminta maaf.
Rabu (28/8), GARDA telah mendengar permohonan maaf Shamsubahrin. GARDA mengaku pihaknya akan tetap ke Kedubes, namun bukan tujuan untuk mengepung.
"Kemungkinan kami tetap hadir ke Kedubes bersama rekan-rekan kami dari berbagai komunitas Ojol maupun elemen masyarakat yang ingin aksi, namun di sini kami hadir untuk memberikan apresiasi kepada pihak yang sudah membantu, yang sudah memberi pengertian kepada Malaysia, khususnya kepada Dubes Malaysia, sehingga pengusaha taksi ini bisa memohon maaf," ujar Presidium Garda Indonesia Igun Wicaksono saat dihubungi kumparan, Rabu (28/8).
ADVERTISEMENT
"Apresiasi kepada pihak-pihak di Malaysia, Kedubes Malaysia di Jakarta yang sudah mendorong bos untuk meminta maaf," sambungnya.
Igun mengatakan, ia bersama komunitas ojek online akan datang pada Jumat, 30 Agustus 2019 sekitar pukul 14.00 WIB. Igun memperkirakan sekitar 500 perwakilan ojek online akan mendampinginya menemui pihak kedubes.
"Rencana selesai salat Jumat kita akan datangi kedubes, namun ini bukan pengepungan lagi, namun datang bersama-sama untuk apresiasi. Kita akan menggelar press conference di lokasi untuk saling pengertian bahwa permasalahan ini sudah ditutup, sudah ada permintaan maaf, tuntutan kita sudah dipenuhi," tuturnya.
Sebelumnya, pernyataan Shamsubahrin terkait kehadiran Gojek tersebar luas di media sosial. Sebab, komentar Shamsubahrin dinilai menghina Indonesia.
"Ini negara miskin, kita negara kaya. Kalau Indonesia anak muda bagus, dia tak keluar, keluar negara untuk cari kerja. Gojek hanya untuk orang miskin seperti di Jakarta,” kata Shamsubahrin dalam videonya.
ADVERTISEMENT
Beberapa hari setelahnya Shamsubahrin membuat pernyataan maaf. "Hari ini saya ingin memohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia karena telah melabel anda miskin. Tetapi dalam masa sama saya juga memperingatkan negara kita, negara kami, sekiranya anda ingin membawa masuk GoJek ke Malaysia, dipersilakan, saya tiada masalah cuma keselamatan penumpang harus dijaga baik-baik," kata Shamsubahrin seperti dikutip dari Bernama, Rabu (28/8).
Diketahui, Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Syed Saddiq, menyatakan Malaysia siap menerima kehadiran GoJek untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini menyusul pertemuan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Menteri Transportasi Anthony Loke, Syed Saddiq, bersama CEO dan Founder Gojek Nadiem Makarim, serta President Gojek Andre Soelistyo, Senin (19/8).
Dari pertemuan ini, presentasi Gojek dibahas oleh pemerintah Malaysia dalam pertemuan kabinet. Hasilnya, Saddiq mengungkapkan, kabinet Malaysia telah meluluskannya dan siap menerima GoJek.
ADVERTISEMENT