news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BPBD DIY Pastikan Desa Tangguh Bencana di Lereng Gunung Merapi Siaga

17 Desember 2018 14:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gunung Merapi (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gunung Merapi (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY memastikan masyarakat di lereng Gunung Merapi siap siaga pasca adanya guguran lava yang mengarah ke Kali Gendol pada Minggu (16/12) malam.
ADVERTISEMENT
Meski sampai saat ini Gunung Merapi masih berstatus level II atau waspada, namun kesiapsiagaan tetap perlu dilakukan salah satunya dengan adanya Desa Tangguh Bencana (Destana).
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana mengatakan, untuk mitigasi Gunung Merapi, pihaknya tetap fokus pada BPBD Sleman untuk mengaktifkan posko jaringan, informasi termasuk melakukan sosialisasi ke masyarakat.
“Ini bersamaan dengan musim hujan tentu support nya pada aspek logistik yang diperlukan pada itu seperti makanan, bronjong (untuk tanggul) dan lain sebagainya,” jelas Biwara dalam keterangannya, Senin (17/12).
Sementara untuk Destana, Biwara mengakui merupakan salah satu komponen penanggulangan yang terus diaktivasi dan akan terus ditingkatkan untuk antisipasi bencana erupsi Gunung Merapi.
Warga lintasi jalan dengan latar gunung Merapi. (Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
zoom-in-whitePerbesar
Warga lintasi jalan dengan latar gunung Merapi. (Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
“Destana, ya itu salah satu komponen penanggulangan bencana yang kita aktivasi yang kita tingkatkan untuk mengantisipasi perkembangan yang terjadi. Bagian dari kesiapsiagaan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Biwara mengatakan bahwa Destana di Kabupaten Sleman tidak akan gagap apabila terjadi erupsi. Dia mencontohkan, sudah ditentukan titik-tiitik evakuasi hingga titik mana yang akan ditentukan sebagai barak pengungsian.
“Ada SOP-nya termasuk menyiapkan tas-tas siaga surat-surat penting hal-hal yang perlu disiapkan sudah disiapkan di tas siaga,” bebernya.
“Jadi Destana lebih pada membangun ketangguhan atau kesiapsiagaan ya. Dalam arti desa itu pertama ada kajian ancamannya apa. Kalau di Sleman ya ancaman erupsi Merapi. Dari kajian itu pontensi ancaman kemuidian dibuat rencana operasi dan rencana evakuasi dengan melibatkan komponen yang ada di sana,” bebernya.
Ketika terjadi bencana maka warga bisa evakuasi secara mandiri dengan panduan dari BPBD dan instansi yang lain. Ketika saat ini statusnya waspada maka tidak ada perintah evakuasi.
Ilustrasi Gunung Merapi (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gunung Merapi (Foto: Kelik Wahyu/kumparan)
“Kalau ada peningkatan status tentu akan diambil langkah-langkah lebih lanjut,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, terbaru Pemerintah Kabupaten Sleman telah mengukuhkan Desa Purwomartani, Kalasan, Sleman menjadi Destana beberapa bulan lalu. Kini total sudah ada 44 Destana di Sleman.
Kepala BPBD Sleman, Joko Supriyanto menjelaskan sejak 2014 hingga 2018 telah dikukuhkan sebanyak 44 Destana. Langka tersebut merujuk pada Undang-undang Penanggulangan Bencana Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
“BPBD Sleman berusaha mengimplementasikan dengan mensinergikan bebagai elemen yaitu pemerintah, masyarakat, dan pengusaha agar bisa terwujud masyarakat yang tanggap, tangkas, dan tangguh,” katanya.