BPN Usul ke DPR Bubarkan Komnas HAM karena Diam soal Korban 22 Mei

25 Mei 2019 13:36 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Komnas HAM Foto: Kelik Wahyu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Komnas HAM Foto: Kelik Wahyu/kumparan
ADVERTISEMENT
Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Andre‎ Rosiade menyayangkan sikap Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) yang tak mengambil tindakan atas tewasnya 8 orang saat kerusuhan 22 Mei di sejumlah wilayah di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Bila sikap tak acuh itu masih ditunjukkan, BPN mengancam akan mengusulkan pembubaran Komnas HAM ke DPR.
"Komnas HAM terindikasi diam seribu bahasa, saya akan usulkan nanti di DPR kalau Komnas HAM mandul, kita bubarkan saja ‎Komnas HAM," ungkap Andre dalam diskusi di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (25/5).
Juru Bicara BPN, Andrea Rosiade berbicara dalam acara diskusi Polemik "MK adalah Koentji". Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Andre menyebut Komnas HAM tak bekerja efektif dalam insiden ini. Andre menuding seharusnya Komnas HAM langsung melakukan investigasi mendalam terhadap insiden yang diketahui banyak menimbulkan korban luka dan korban jiwa tersebut.
"Apa gunanya anda sebagai Komisi Nasional HAM, tapi anda mandul. 8 orang tewas, ratusan terluka, ini harus diinvestigasi oleh Komnas HAM. Jangan sebagai lembaga yang duduk diam saja terima gaji buta dari rakyat, kalau memang anda tidak mampu, kami nanti di DPR akan mengusulkan dibubarkan saja," tegas politikus Gerindra itu.
Sejumlah massa aksi terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Tak hanya mengkritisi sikap Komnas HAM, Andre pun menyayangkan Presiden Jokowi yang sama sekali tak berbelasungkawa atas banyaknya korban yang berjatuhan dalam peristiwa kerusuhan itu.
ADVERTISEMENT
"Kami terus terang tidak pernah melihat Pak Jokowi mengucapkan belasungkawa padahal ngakunya di Johor Baru dia bilang Presiden 100 persen warga Indonesia, kalau aku jadi Presiden 100% warga negara Indonesia harusnya beliau mengucapkan belasungkawa kepada korban yang meninggal," kata Andre.
"Coba tanya Pak Jokowi kok tidak tergerak hati nuraninya untuk mengucapkan belasungkawa," sambungnya.
Sejak 21-23 Mei lalu, Jakarta dirundung duka usai ratusan orang luka dan 8 orang meninggal dunia akibat kerusuhan di sejumlah daerah di Jakarta.
Kerusuhan itu terjadi setelah KPU mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2019 pada 21 Mei. Hasil rekapitulasi itu menyatakan Jokowi - Ma'ruf Amin unggul dari Prabowo - Sandi.