BPN: Kalau Kecurangan Tak Ada Tindakan Konkret, Kami Tolak Hasil KPU

14 Mei 2019 19:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koordinator juru bicara BPN, Dahnil Anzhar Simanjuntak di Kertanegara, Jakarta Selatan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Koordinator juru bicara BPN, Dahnil Anzhar Simanjuntak di Kertanegara, Jakarta Selatan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi baru saja membeberkan berbagai kecurangan dan rilis kemenangannya. Juru bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, langkah yang telah dilakukan adalah agar publik tahu sikap formal pihaknya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Dahnil meminta berbagai kecurangan yang juga telah dilaporkan BPN ke pihak-pihak terkait segera ditindaklanjuti. Menurutnya apabila tidak ada perbaikan, maka BPN tidak akan menerima hasil penghitungan suara dari KPU.
“Kalau praktik kecurangan tidak ada tindakan hukum yang konkret dan berkeadilan, kami secara resmi akan menolak hasil penghitungan suara di KPU RI,” kata Dahnil di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa, (14/5).
Dahnil memastikan data-data kecurangan yang diungkap pihaknya tidak akan memperkeruh suasana di masyarakat. Ia malah sebenarnya menantang pihak Jokowi-Ma’ruf Amin ikut menyaksikan data-data kecurangan yang telah ditemukan BPN.
“Jadi, yang jelas itu data sementara. Jelas kami tadi, poinnya adalah kecurangan DPT, Situng dan macam-macam. Bahkan, kami bila perlu kami tantang capres dan cawapres Jokowi-Ma'ruf juga ikut mendengarkan dan memperhatikan fakta kecurangan itu supaya demokrasi yang berkeadilan bisa kita hadirkan,” ujar Dahnil.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, Priyo Budi Santoso menjelaskan berbagai kecurangan yang dipaparkan pihaknya merupakan gabungan sejak sebelum pemilu sampai proses penghitungan suara. Menurutnya, banyak kecurangan yang terjadi secara terstruktur dan sistematis.
“Saya lima kali ikut pemilu dalam reformasi ini menyimpulkan dan merasakan bahwa inilah, hari ini merupakan pemilu kali ini pemilu paling mematikan dalam sejarah demokrasi kita. Dan pemilu yang paling buruk yang diselenggarakan pada zaman reformasi ini,” tutur Priyo.