BPN Prabowo - Sandi Tak Terima Alasan KPU Soal Salah Input Data

22 April 2019 14:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelompok emak-emak pendukung Prabowo-Sandi berjoget bersama di depan rumah Prabowo,  Jalan Kertanegara. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kelompok emak-emak pendukung Prabowo-Sandi berjoget bersama di depan rumah Prabowo, Jalan Kertanegara. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Kubu 02 tampaknya sampai hari ini masih tak percaya dengan kinerja KPU dalam proses rekapitulasi suara pemilu presiden. KPU selama ini menyebut sejumlah kesalahan input data C1 di Sistem Perhitungan (Situng) di web KPU karena human error.
ADVERTISEMENT
Ketidakpercayaan kubu 02 disampaikan tim ahli IT Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Agus Maksum.
Agus memaparkan ketidakpercayaan kubu penantang itu dalam diskusi bertajuk 'Menyoal Netralitas KPU' di Seknas Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan.
Agus kembali menyoal temuan data siluman 17,5 juta yang menurut dia tak digubris KPU. Sementara, KPU mengaku telah selesai menindaklanjuti laporan BPN. Menurut KPU, hanya 1,25% yang invalid dan telah dibersihkan.
"Sudah saya sampaikan, ada TKN BPN, ini ada intruder (pengacau), ini nanti membuat otak-atik data," kata Agus, Senin (22/4).
Lalu yang terkini, Agus mencontohkan kesalahan input form C1 di Kelurahan Malakasari, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Di sana, suara Prabowo diinput tak sesuai C1.
ADVERTISEMENT
"Ada banyak entry data di KPU yang C1-nya berbeda dengan rekap. Misalnya yang banyak di TPS 18 Desa Malakasari, Bandung. Di C1 Jokowi 53 (suara), Prabowo dapat 130. Tetapi yang ada di web KPU tadi pagi itu masih tercantum 553, Prabowo tinggal 30, rugi seratus, belum lagi ditombokkan ke sana (Jokowi-Ma'ruf)," paparnya.
Oleh sebab itu, Agus mengaku heran, bagaimana bisa data salah entry. Sebab jika berdasarkan SOP, sebenarnya tak boleh terjadi salah entry data, syaratnya sederhana: jika cocok dengan C1 maka bisa di-upload.
"Ini bukan sekadar salah ketik, bukan kelelahan, ini agak susah kita terima," ucapnya.
Atas dasar itu, Agus mengaku akan membentuk 813.350 saksi online Prabowo-Sandi untuk mengawal proses rekapitulasi suara hingga selesai dan mengamati perubahan apa saja yang terjadi.
ADVERTISEMENT
"Kami bersama relawan kita bentuk RSO (Relawan Saksi Online). Kita akan bentuk 813.350 saksi online. Cara terbaik untuk kita adalah awasi TPS, tiap hari dibuka, lalu di-screeen shoot, hari ini apa yang terjadi, besok dibuka lagi apa yang terjadi, lalu dilihat apa pola perubahannya," ungkapnya.