BPN Soal Prabowo Tak Kampanye OK OCE: Visi Misi Capres-cawapres Sama

Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani di Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (7/9/18). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi merespons sindiran yang disampaikan oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf yang menganggap Prabowo-Sandi tidak saling melengkapi dalam setiap pemaparan visi-misi baik saat debat maupun kampanye. Salah satunya adalah Prabowo yang tidak pernah mengkampanyekan program OK OCE.

"Kan sama Pak Sandi sudah dijelaskan dalam debat kemarin. Masa dua-duanya harus kampanye yang sama?" kata Wakil Ketua BPN, Ahmad Muzani, di Kertanegara, Jakarta Selatan, Sabtu (23/3).

Muzani menilai baik Prabowo maupun Sandi tidak perlu mengkampanyekan program yang sama. Sebab, ia menilai visi-misi yang disampaikan Sandi, juga merupakan visi-misi Prabowo.

"Jadi sama saja. Jadi dalam sistem ketatanegaraan, janji presiden itu janji wakil presiden. Janji wakil presiden berarti janji presiden. Itu adalah program pemerintah karena ketatanegaraan kita tidak lagi menggunakan GBHN yang menjadi program pemerintah. Pengganti GBHN adalah visi-misi capres dan wapres, apa yang disampaikan capres itu programnya cawapres. Sudah satu kesatuan," jelas Muzani.

Muzani juga membantah bahwa Prabowo-Sandi mempunyai programnya sendiri-sendiri. Ia menegaskan program Sandi sama dengan program Prabowo. "Enggak bisa dong. Semua sama," tutup Politikus Partai Gerindra tersebut.

Sebelumnya, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf menyindir cawapres 02, Sandiaga Uno, yang dianggap tak sejalan dengan Prabowo Subianto di momen Pilpres 2019. Direktur Program TKN, Aria Bima, mengatakan, Prabowo-Sandi tidak saling melengkapi dalam setiap pemaparan visi-misi debat maupun kampanye.

"Saya malah tidak lihat Sandi itu menjelaskan visi-misi Prabowo, program Prabowo. Prabowo tidak pernah ngomong 'OK OCE', tidak pernah mau menasionalkan OK OCE. Bahkan, Sandi sepakat program kartu kerja (program Jokowi-Ma'ruf Amin), kartu Indonesia kuliah, dan sembako murah, dalam satu kartu, itu 'kan teknis," kata Aria Bima di Kantor KPU Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (22/3).

Aria mengklaim hal itu berbanding terbalik dengan Jokowi-Ma'ruf. Dia menilai, baik Jokowi maupun Ma'ruf saling melengkapi.

"Gini loh, ini Pilpres yang ada wapresnya, tidak bisa dilihat hanya dua orang, karena yang dipakai adalah satu kesatuan, visi-misi program dan kegiatan. Seperti kemarin Pak Kiai Ma'ruf itu jelas dia itu sebagai wakil presiden yang bisa menjelaskan visi-misi program Pak Jokowi," jelas Aria.