news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BPOM Akan Dampingi Tunisia hingga Yordania dalam Pengawasan Obat

19 November 2018 15:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers jelang pertemuan Head of National Medicine Regulatory Authority from the Organization of Islamic Cooperation Member States di Hotel Ayana Mid Plaza, Senin (19/11). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers jelang pertemuan Head of National Medicine Regulatory Authority from the Organization of Islamic Cooperation Member States di Hotel Ayana Mid Plaza, Senin (19/11). (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan mendampingi lima negara dalam membangun sistem regulasi pengawasan obat dan makanan. Adapun kelima negara tersebut adalah Tunisia, Palestina, Maroko, Kazakhstan, dan Yordania.
ADVERTISEMENT
“Selain Palestina, kita juga sudah memberikan bimbingan capacity building untuk Tunisia dan Maroko,” ujar Kepala BPOM Penny K. Lukito saat konferensi pers jelang pertemuan Head of National Medicine Regulatory Authority (NMRAs) from The Organization of Islamic Cooperation Member States di Hotel Ayana Mid Plaza, Jakarta Pusat, Senin (19/11).
“Kemudian beberapa negara yang akan datang besok ini, yaitu Kazakhstan kemudian Yordania, sedang dalam proses untuk MoU,” tambahnya.
Timur Tengah (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Timur Tengah (Foto: Pixabay)
BPOM sebagai badan regulator yang diakui keberadaannya oleh World Health Organization (WHO) diminta oleh Pemerintah Yordania untuk mendampingi pembentukan sistem pengawasan obat. Tujuannya, agar negara tersebut dapat bergabung dalam forum Pharmaceutical Inspection Convention (PIC/S).
“Yordania ingin didampingi untuk peningkatan kapasitas mereka untuk masuk ke level yang lebih tinggi, yaitu ke forum PIC/S,” ujar Penny.
ADVERTISEMENT
PIC/S merupakan forum negara-negara di dunia yang telah memiliki satu skema atau standar kualitas pengawasan yang sama di bidang produk obat. Indonesia sendiri telah tergabung dalam forum tersebut sejak 2012.
Ilustrasi obat-obatan. (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat-obatan. (Foto: Unsplash)
BPOM mengaku siap jika ke depannya ada negara-negara lain yang membutuhkan pendampingan dalam membangun sistem pengawasan obat.
“Harapannya siapa yang membutuhkan kita siap dan membuka pintu selebar-lebarnya (untuk pendampingan),” ujar Penny.
BPOM telah terlebih dahulu memberikan serangkaian pelatihan untuk pegawai rumah sakit di Gaza dan pegawai BPOM di Palestina. Pelatihan tersebut diberikan bertepatan dengan diselenggarakannya Palestine Solidarity Week di Jakarta, pada Oktober lalu.
BPOM juga akan mendampingi Palestina dalam membangun sistem pengawasan obat dan makanan. BPOM juga akan memberikan bantuan obat-obatan ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
ADVERTISEMENT