Buah Kunjungan MbS ke China: Aramco Teken Kontrak USD 10 Miliar

22 Februari 2019 17:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman saat berkunjung ke Tembok Besar China di Beijing, China. Foto: Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman saat berkunjung ke Tembok Besar China di Beijing, China. Foto: Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) berbuah hasil. Perusahaan minyak Saudi, Aramco, dilaporkan meneken kontak senilai lebih dari USD 10 miliar untuk pembangunan kompleks petrokimia dan kilang di China, Jumat (22/2).
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Aramco adalah salah satu delegasi yang ikut serta dalam kunjungan MbS ke China. Rencananya MbS akan bertemu dengan Presiden Xi Jinping di Beijing untuk membicarakan kesepakatan kerja sama lainnya.
Aramco sepakat membentuk perusahaan gabungan dengan perusahaan pertahanan China, Norinco, bernama Huajin Aramco Petrochemical Co untuk mengembangkan kompleks kilang dan petrokimia di kota Panjin.
Kompleks ini ditargetkan mampu memproduksi 300 ribu barel minyak per hari dan 1,5 juta ton ethylene per tahun. Aramco akan memasok hingga 70 persen minyak mentah ke kompleks tersebut. Kilang ini diharapkan akan mulai beroperasi pada 2024.
Kilang minyak Aramco di Arab Saudi. Foto: Reuters/Ahmed Jadallah/File Photo/File Photo
Aramco juga sepakat membeli 9 persen saham di Zhejiang Petrochemical. Investasi ini akan kembali mendongkrak Saudi berada di tempat teratas eksportir minyak ke China. Dalam tiga tahun terakhir, posisi ini ditempati oleh Rusia.
ADVERTISEMENT
Sebelum ke China, MbS telah menyambangi Pakistan dan India, menyepakati kerja sama bernilai puluhan miliar dolar AS.
China menegaskan hubungan dengan Saudi hanya sebatas bisnis, bukan dukungan politik. Sebelumnya Rabu lalu, Presiden Xi menyatakan China siap bekerja sama dengan Iran, negara rival Saudi.
"China tidak akan menjadi pemain geopolitik di Timur Tengah. China tidak punya musuh dan bisa bekerja sama dengan semua negara di kawasan," kata pemerintah China melalui media mereka, People's Daily.