BUMN Ini Gandeng 2 Perusahaan Swasta Jual Beli Ikan 3.000 Ton/Tahun

10 Agustus 2017 8:46 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerja sama jual beli ikan Perum Perindo (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kerja sama jual beli ikan Perum Perindo (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Nelayan di sekitar Kota Bitung, Sulawesi Utara, mendapat angin segar dari kerjasama antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dengan dua perusahan swasta industri perikanan, PT Delta Pasific Indotuna dan PT Edmico. Dari kerja sama tersebut telah disepakati jual beli ikan dengan target sebesar 3.000 ton/tahun.
ADVERTISEMENT
Kepala Unit Perum Perindo Sulawesi Utara, Indar Wijaya, mengatakan tujuan dari kerja sama ini adalah untuk mendorong pembangunan sektor hilir perikanan di sekitar kota Bitung. Memenuhi kebutuhan jual beli 3.000 ton ikan/ tahun tersebut, Perum Perindo akan menyuplai ikan hasil tangkapan nelayan binaan dari wilayah Bitung, Sangihe, Talaud, Manado, dan Gorontalo.
"Tentu melalui kerjasama ini bertujuan untuk mendorong BUMN dan swasta bekerja sama membangun sektor hilir perikanan. Melalui kerja sama ini pula Perum Perindo siap menyuplai bahan baku kebutuhan UPI (Unit Pengelolaan Ikan) Bitung untuk kerja sama ini dari berbagai nelayan binaan wilayah sekitar Bitung, yang umumnya nelayan dengan kapal berukuran 5-10 Gross Ton (GT)," ujar Indar kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (10/8).
ADVERTISEMENT
Kerja sama jual beli ikan sebesar 3.000 ton/ tahun ini, lanjut Indar, akan fokus pada produk ikan kaleng dan ikan kayu dari Unit Pengolahan Ikan (UPI) Kota Bitung. Di mana PT Delta Pasific Indotuna dan PT Edmico akan membantu pemasaran ikan kaleng hingga ke Timur Tengah dan beberapa negara di Asia Tenggara, serta untuk ikan kayu akan dipasarkan ke negara Korea dan Jepang.
"Kerja sama ini menargetkan hasil pengalengan ikan dijual ke Timur Tengah, dan Asia Tenggara. Selain itu khusus ikan kayu akan dikirim ke Korea dan Jepang," imbuh Indar.
Indar mengatakan, dari kerja sama ini nilai investasi yang diperoleh kedua belah pihak sangatlah besar. Menurutnya untuk kerja sama jual beli ikan kaleng mampu mendapatkan keuntungan hingga Rp 10 miliar/ bulan. Sedangkan untuk jual beli ikan kayu keuntungannya sebesar Rp 5 miliar/ bulan
ADVERTISEMENT
"Kerjasama BUMN Perum Perindo dengan dua pabrik industri perikanan, PT Delta Pasific Indotuna dan PT Edmic di Bitung, nilainya sangat besar untuk ikan bahan baku pembuatan ikan kaleng dalam kisaran 10 miliar/ bulan dan ikan kayu kisaran 5 miliar/ bulan. Tentunya keuntungan ini juga dapat dirasakan para nelayan," pungkas Indar.
Ikan tangkapan nelatan Dagho Pulau Sangihe. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan tangkapan nelatan Dagho Pulau Sangihe. (Foto: Istimewa)
Sebagai informasi, perairan Kota Bitung kaya akan tuna sirip kuning (yellow fin) raksasa dengan bobot rata-rata 30 kg hingga 60 kg. Nilai jualnya pun cukup tinggi, untuk kualitas terbaik (Grade A) dihargai Rp 30.000 hingga Rp 50.000/kg, sedangkan kualitas di bawahnya dihargai Rp 20.000 hingga Rp 25.000/kg.
Sebelumnya, Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti mengatakan nilai produksi pengolahan hasil perikanan Kota Bitung juga semakin meningkat setiap tahunnya. Di tahun 2016 nilai produksi pengolahan hasil perikanan Kota Bitung naik 25,45 persen menjadi 91,325 juta dolar AS, dari tahun 2015 sebesar 72,799 juta dolar AS.
ADVERTISEMENT
Selain itu, nilai ekspor hasil perikanan Kota Bitung juga mengalami peningkatan dari tahun 2015 ke tahun 2016. Pada tahun 2016 nilai ekspor hasil perikanan Bitung mencapai 19.294 ton, nilai ini lebih tinggi dari tahun 2015 sebesar 18.952 ton.