BUMN: Merpati Harus Diselamatkan

30 Agustus 2017 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Merpati Airlines (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Merpati Airlines (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Sebanyak 24 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tercatat merugi sebesar Rp 5,8 triliun di semester pertama 2017. Penyebabnya mulai dari melaksanakan penugasan pemerintah sampai inefisiensi operasional perusahaan sehingga mengakibatkan kerugian.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan terus memperhatikan pengelolaan BUMN secara profesional. Bahkan pihaknya meminta Menteri BUMN untuk memperkuat pengelolaan agar perusahaan berplat merah tersebut dapat diandalkan sesuai dengan tujuan pendirian.
"Tidak hanya untuk diri sendiri, buat bayar gaji ke-13 sampai ke-17. BUMN harus diurus atau dikelola dengan baik. Menkeu minta ke Menteri BUMN, tata kelola harus diperkuat supaya BUMN jadi bidang usaha yang bisa diandalkan sesuai tujuan pendirian," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (30/8).
Sementara itu, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro menyebut penyebab 24 BUMN merugi. Salah satunya karena adanya penugasan dari pemerintah untuk perusahaan BUMN
ADVERTISEMENT
"Mungkin karena penugasan saja. Itu kan kebijakan pemerintah, kita hanya ditugasi. Itu keputusan politik," kata Aloysius.
Menurutnya, salah satu perusahaan BUMN yang sakit alias terus merugi, yakni Merpati Nusantara Airlines, harus diubah skema bisnis, reformat struktural bisnis, dan restrukturisasi. Meski demikian, dia tidak menyebutkan rinci total kerugian Merpati saat ini.
"BUMN sakit itu dia yang masuk restrukturisasi dan secara struktural harus direformat, harus di-restruct, entah ubah bisnis kah, misalnya Merpati, dia sakit. Yang sakit pasti rugi tapi yang rugi belum tentu sakit," jelasnya.
Menurutnya, tak ada cara lain untuk menyelamatkan perusahaan BUMN yang sakit tersebut selain restrukturisasi.
"Satu-satunya restrukturisasi, ya itu kan luas banget," tambahnya.