news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bunuh 20 Pasiennya, Perawat di Jepang Ingin Kendalikan Waktu Kematian

11 Juli 2018 16:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Cairan Infus (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cairan Infus (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Seorang perawat di Jepang ditangkap karena mengaku telah membunuh pasiennya yang sudah lanjut usia. Alasannya sepele, karena dia ingin mengendalikan waktu kematian mereka.
ADVERTISEMENT
Diberitakan AFP, Rabu (11/7), perawat bernama Ayumi Kuboki itu ditahan pada Sabtu lalu atas pembunuhan pasiennya yang berusia 88 tahun di sebuah rumah sakit di Tokyo dua tahun lalu.
Dalam penyelidikan, wanita berusia 31 tahun itu mengaku telah membunuh sekitar 20 pasiennya dengan mencampurkan desinfektan di cairan infus mereka. Dia sudah berhenti jadi perawat usai pembunuhan pada 2016.
Kepada polisi, Kuboki mengaku tidak punya dendam apapun kepada para korbannya. Pembunuhan itu dia lakukan semata karena tidak ingin ada orang yang meninggal ketika jam dia berjaga di rumah sakit.
Dengan memasukkan desinfektan ke infus, dia bisa mengatur waktu kematian pasiennya. Diharapkan, tetesan racun masuk dan membunuh pasien ketika Kuboki sedang tidak sedang berjaga.
ADVERTISEMENT
"Menjelaskan kepada anggota keluarga soal kematian membebani saya jika pasien meninggal ketika jam kerja saya," kata dia kepada polisi, seperti dikutip media Jepang, Jiji.
Pada kasus kematian pasien pada 2016, polisi menemukan kandungan surfaktan di sekitar 50 botol infus bekas pakai di rumah sakit Tokyo. Surfaktan adalah bahan kimia yang digunakan dalam deterjen dan kosmetik.
Bahan kimia yang sama ditemukan di jasad dua pasien meninggal lainnya, berusia 78 dan 89 tahun. Penyelidikan masih dilakukan untuk mengungkap fakta kematian korban lainnya.