Bupati Sleman: Jeep Wisata Merapi untuk Lihat Panorama Bukan Balapan

20 Juni 2018 16:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Sleman, Sri Purnomo (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Sleman, Sri Purnomo (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bupati Sleman, Sri Purnomo, turut angkat bicara terkait kecelakaan Jeep wisata 'Lava Tour Merapi' yang menyebabkan satu wisatawan meninggal dunia. Purnomo menegaskan bahwa Jeep wisata tersebut untuk menikmati panorama alam, bukan untuk balapan atau uji ketangkasan.
ADVERTISEMENT
"Bahwa wisatawan itu ingin menikmati pemandangan indah dengan Lava Tour Merapi. Jangan dibayangkan (Jeep untuk) balapan dan uji ketangkasan," terangnya saat ditemui di kantor Pemkab Sleman, Rabu (20/6).
Purnomo selalu mendorong para sopir Jeep untuk mengecek kesiapan kendaraan sebelum dioperasikan. Sehingga wisatawan dapat merasakan keamanan yang memadai.
"Perbaiki standar harus diterapkan lagi safety-nya. (Memang) sudah pakai helm, tapi tetap harus dicek berstandar belum," tegasnya.
Jeep wisata Merapi masih beroperasi. (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jeep wisata Merapi masih beroperasi. (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
Sementara itu, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, mengimbau seluruh pengelola tempat wisata untuk meningkatkan dan mementingkan keselamatan. Sebab, keselamatan yang terjamin akan berdampak pada peningkatan kunjungan wisatawan.
"SOP juga harus dipenuhi, kendaraan tidak laik harus tidak boleh operasional, ada pengendalian dan pengawasan. Termasuk jumlahnya harus dikendalikan," jelasnya.
Pengecekan kelaikan kendaraan Jeep wisata. (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengecekan kelaikan kendaraan Jeep wisata. (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
800 Jeep beroperasi di kawasan wisata 'Lava Tour Merapi'
ADVERTISEMENT
Menurut catatan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, terdapat 800 Jeep dari 29 komunitas yang dibawahi dua asosiasi Jeep wisata 'Lava Tour Merapi'. Mereka tersebar di wilayah Kecamatan Pakem dan Kecamatan Kaliurang.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Sudarningsih menjelaskan sejak awal 2018, standar operasional prosedur (SOP) telah dibuat oleh asosiasi Jeep. Meski demikian, Sudarningsih tak menampik masih ada sopir Jeep yang ugal-ugalan.
"Kaitannya dengan sadar wisata dan skill atitude driver serta pemandu wisata terus kita lakukan pembenahan. Kalau dulu kebut-kebutan sekarang sudah jauh lebih baik. Memang ada oknum yang (masih) melakukan (kebut-kebutan)," jelas Sudarningsih.
Kondisi Jeep wisata yang kecelakaan di Merapi. (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Jeep wisata yang kecelakaan di Merapi. (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
Sementara terkait pengawasan jumlah Jeep, pihak Dinas Pariwisata mengaku tidak bisa mengintervensi terlalu jauh. Lantaran yang mengelola Jeep wisata 'Lava Tour Merapi' adalah masyarakat sendiri.
ADVERTISEMENT
"Namun, oleh Dishub (Dinas Perhubungan) akan dipertegas lagi SOP-nya dengan melakukan pengecekan kendaraan, yang tidak laik jalan tidak boleh jalan," pungkasnya.
Lokasi kecelakaan Jeep wisata Merapi  (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi kecelakaan Jeep wisata Merapi (Foto: Arfiansyah Panji/kumparan)
Kecelakaan Jeep tersebut terjadi di Dusun Tangkisan, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, pada Selasa (19/6), pukul 14.15 WIB. Jeep tersebut terperosok ke dalam jurang sedalam 4 meter. Satu orang penumpang bernama Enny Fatmawati (42), warga Bogor, tewas.
Sementara, empat orang penumpang lainnya mengalami luka-luka dan dilarikan ke RS Panti Nugroho, Pakem. Kelimanya diketahui tengah mengisi hari libur Lebaran dengan menikmati wisata 'Lava Tour Merapi'.
Saat ini TN (43), sopir Jeep tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi. Ia dianggap lalai dalam berkendara, sehingga menyebabkan orang meninggal dunia.