Buya Syafii: Pemilu ini 5 Tahunan, Jangan Dianggap Terlalu Serius

1 Maret 2019 11:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buya Syafii Maarif Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Buya Syafii Maarif Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Syafii Maarif memberikan petuah dan komentarnya terkait pelaksanan Pemilu 2019 ini. Sebab, di masa-masa kampanye pemilu, potensi perpecahan di kalangan masyarakat sangat besar terjadi.
ADVERTISEMENT
Menurut Buya, pemilu sebagai bagian dari demokrasi tak perlu disikapi secara serius dan menimbulkan permusuhan di kalangan masyarakat.
“Ya saya rasa begini aja lah kembali kepada menghidupkan kembali semangat sebangsa senegara. Pemilu, pileg, pilpres itu kan ritual 5 tahunan, jangan dianggap terlalu serius kalau kita tidak suka dengan pemimpin diganti nanti (lewat mekanisme pemilu),” kata Buya di sela-sela bedah buku Krisis Arab dan Masa Depan Dunia Islam di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Bantul, Jumat (1/3).
Justru kata Buya Syafii mengatakan demokrasi ini melatih diri untuk sabar.
“Demokrasi melatih seseorang untuk sabar jadi jangan main-main. (Jangan) grusa-grusu (terburu-buru)," jelasnya.
Buya pun meminta agar masyarakat tidak membawa hal yang serius dan sensitif ke dalam politik dan pemilu ini, apalagi sampai membawa nama Tuhan untuk memaksa orang untuk memilih calon tertentu.
ADVERTISEMENT
“Jangan terlalu serius. Jangan dihubungkan ini (pemilu) nanti kalau tidak menang tidak ada yang sembah Allah,” katanya.
Di masa-masa kampanye pemilu ini, masyarakat kembali terbelah menjadi dua kubu, pendukung pasangan capres-cawapres 01 dan pasangan capres-cawapres 02. Tak jarang, kedua kubu saling bentrok, baik fisik maupun di media sosial.
Hal yang disoroti Buya adalah kericuhan yang terjadi di Yogyakarta saat kunjungan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto pada Rabu (27/2). Kericuhan terjadi lantaran di kumpulan massa pendukung Prabowo, ada dua warga yang membawa spanduk Jokowi-Ma'ruf.