Caleg Artis Bisa Jadi Mesin Pengumpul Suara Partai

19 Juli 2018 9:25 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Artis Della Puspita menjadi caleg lewat Partai NasDem (Foto: Instagram @ratna_listy)
zoom-in-whitePerbesar
Artis Della Puspita menjadi caleg lewat Partai NasDem (Foto: Instagram @ratna_listy)
ADVERTISEMENT
Sejumlah artis tanah air Indonesia ramai-rami mendaftar sebagai caleg di Pileg 2019. Mereka turut dicalonkan oleh beberapa partai politik peserta pemilu.
ADVERTISEMENT
Strategi menggaet artis di pemilu memang bukan hal baru. Tapi, Pileg 2019 dirasa berbeda karena jumlah artis yang terjun ke dunia politik melalui berbagai partai semakin banyak.
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menilai pencalonan para artis sebagai langkah partai politik dalam menghadapi momen persaingan. Hal itu tak lepas dari penyelenggara pileg dan pilpres di waktu yang sama.
"Ini dikontribusikan oleh kompetisi yang semakin sengit dan kompetitif akibat pemberlakuan pemilu serentak, pileg, pilpres untuk pertama kali. Ada kecenderungan pemilih untuk memilih parpol yang mengusung capres yang juga dia pilih atau dikenal dengan istilah efek ekor jas atau coat tail effect," kata Titi kepada kumparan, Kamis (19/7).
ADVERTISEMENT
"Caleg atau kandidat artis menjadi lumbung suara untuk pemenangan pemilu atau pilkada. Jadi caleg-caleg artis ini menjadi instrumen yang digunakan oleh partai untuk meneguhkan keberadaan partai di tengah kompetisi pemilu serentak," lanjutnya.
Direktur Perludem, Titi Anggraini (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Perludem, Titi Anggraini (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
Tak hanya itu, menurut Titi, parpol yang mencalonkan para artis bisa memanfaatkan popularitas yang sudah ada. Mereka pun akan sangat terbantu dengan kemampuan finansial para artis yang dikenal cukup menunjang.
"Caleg artis mempunyai keunggulan punya modal sosial berupa popularitas dan juga kebanyakan didukung oleh modal finansial," jelasnya.
Oleh karena itu, parpol menjadikan para artis sebagai strategi untuk mengumpulkan suara. Mereka diibaratkan mesin pengumpul suara.
"Di sinilah parpol melihat caleg artis sebagai peluang untuk mendorong kerja-kerja pemenangan mereka dan sebagai mesin pengumpul suara, bagian dari strategi pengamanan partai untuk bisa lolos ambang batas parlemen," pungkasnya.
ADVERTISEMENT