Canda JK soal Menteri Zaman Orba: Jika Lama Berdoa, Mau Jadi Presiden

23 November 2018 17:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wapres Jusuf Kalla (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wapres Jusuf Kalla (Foto: Kevin Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Saat membuka Rakernas I Dewan Masjid Indonesia, Wapres Jusuf Kalla sempat melontarkan kelakar soal salah satu menteri di era Soeharto. JK bercerita, setiap selesai salat, menteri tersebut selalu berdoa dalam waktu yang cukup lama.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Soeharto bersama rombongan menterinya datang ke Kantor Gubernur di Makassar. Rombongan yang beragama Islam lalu menunaikan salat, namun hanya menteri tersebut yang tidak berhenti berdoa.
"Dulu pernah ada Pak Harto datang ke Makassar ke kantor gubernur, kemudian para menteri salat kemudian berdoa, terus ada menteri yang paling panjang doanya," kata JK di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Jumat (23/11).
Dalam suasana santai dan penuh canda, JK melanjutkan, menteri itu pasti memanjatkan doa, memohon agar menjadi presiden. Menteri itu kata JK harus berhati-hati, jangan sampai Soeharto penguasa Orde Baru itu mengetahui.
Presiden Soeharto ketika menemui Ratu Juliana (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Soeharto ketika menemui Ratu Juliana (Foto: Istimewa)
"Langsung diledekin, kalau menteri berdoa panjang minta apa? Pasti di atas menteri kan? Presiden pasti, dia doa minta jadi presiden, haha. Nanti kalau Pak Harto dengar hati-hati dia bilang, kalau Pak Harto nanti dengar siapa yang panjang doanya ini?" kelakar JK diikuti tawa para hadirin.
ADVERTISEMENT
Selain bicara soal menteri Soeharto, JK juga menyinggung arsitektur khas masjid di Indonesia. JK mengatakan Indonesia belum memiliki ciri khas bangunan masjid yang bernuansa Indonesia.
"Arsitektur masjid harus ada standar, kita ini belum pernah ada saya dengar masjid ciri Indonesia, yang ada ciri adat. Kalau kubahnya besar itu timur tengah contohnya, ada masjid flat itu biasanya Eropa, Spanyol, macam-macam rata di atasnya," kata JK.
JK mengatakan standar bangunan masjid di Indonesia perlu dibuat. Sehingga, saat masyarakat melihat bangunan tersebut, mereka akan langsung tahu bahwa masjid tersebut adalah milik Indonesia.