news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Canda Jokowi soal Difitnah PKI: Yang Percaya Maju, Saya Beri Sepeda

17 Oktober 2018 20:17 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden RI, Joko Widodo di acara Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (26/9/2018). (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden RI, Joko Widodo di acara Penyerahan Sertifikat Tanah untuk Rakyat di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (26/9/2018). (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Cerita dituduh sebagai anggota PKI kembali diungkapkan Presiden Joko Widodo saat pembagian sertifikat tanah warga DKI Jakarta. Ia mengatakan isu hoaks itu menyerangnya sejak tahun 2014.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, hoaks tentang dirinya menjadi anggota PKI tersebut sama sekali tak logis. Sebab ia lahir di tahun 1961, sementara PKI dibubarkan pada tahun 1965.
"Masak ada PKI balita. Jadi kalau ada kabar seperti itu, ada hoaks seperti itu, mbok ya kita mikir, logis enggak," ucap Jokowi saat memberikan sambutan di Kawasan Berikat Nusantara, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (17/10).
Namun, ia heran lantaran ada juga yang percaya akan hoaks tersebut. Jokowi kemudian melempar candaan kepada penerima sertifikat terkait dengan hoaks ia adalah anggota PKI.
"Yang hadir di sini ada yang percaya enggak (isu dirinya PKI)? Silakan maju, yang percaya silakan maju, saya beri hadiah sepeda," ucap Jokowi disambut tawa.
ADVERTISEMENT
Tak hanya Jokowi, keluarganya juga pernah diserang isu serupa. Mulai dari orang tua hingga kakek dan neneknya. "Orang tua saya di solo, kakek nenek saya almarhum dari Boyolali. Gampang banget ngeceknya," ujarnya.
Fitnah dan isu hoaks yang beredar seperti itu menurut Jokowi bukan merupakan sifat bangsa Indonesia. Sebab fitnah merupakan hal yang sangat kejam.
Jokowi selanjutnya berpesan kepada masyarakat agar berhati-hati jika mendapat sebuah informasi. Ia meminta agar jangan mudah percaya dan memastikan kebenaran informasi tersebut.
"Inilah (sisi negatif) keterbukaan media sosial. Jangan sampai kita kemakan itu," tegasnya.