news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Capim Firli Akui Bertemu Megawati: Saya Bertemu sebagai Individu

12 September 2019 22:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Irjen Firli Bahuri menjalani uji kepatutan dan kelayakan capim KPK di Komisi III DPR RI, Jakarta, Kamis (12/9). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Irjen Firli Bahuri menjalani uji kepatutan dan kelayakan capim KPK di Komisi III DPR RI, Jakarta, Kamis (12/9). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Calon pimpinan (capim) KPK Irjen Firli Bahuri menjawab sejumlah tudingan yang disampaikan kepada dirinya dalam fit and proper test di Komisi III DPR. Beberapa di antaranya sudah disampaikan oleh KPK sebagai catatan Firli pernah melakukan sejumlah pelanggaran kode etik.
ADVERTISEMENT
Pertama, Firli menjawab terkait dugaan pertemuannya dengan ketua partai politik saat masih menjabat Deputi Penindakan KPK. Firli menjelaskan, pertemuan itu terjadi tidak sengaja, saat ia memenuhi undangan temannya yang berprofesi sebagai Wakabareskrim Polri.
Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Irjen Firli Bahuri menjalani uji kepatutan dan kelayakan capim KPK di Komisi III DPR RI, Jakarta, Kamis (12/9). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Kalaupun disampaikan ada pertemuan dengan pimpinan partai politik, saya ingin katakan saya bukan bertemu dengan pimpinan partai politik, tapi saya bertemu dengan individu," kata Firli dalam fit and proper test di Komisi III DPR RI, Kamis (12/9).
"Dan itu tidak ada pembicaraan apapun. Dan itu bukan sengaja pertemuan. Saya diundang kawan saya kebetulan dia adalah Wakabareskrim [Antam Novambar], saya hadir di situ. Kebetulan ketua partai politik hadir dan beliau kenal individu saya," ungkapnya.
Firli mengungkapkan, selain bertemu dengan Antam Novambar, di tempat itu juga ada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun, Firli menegaskan bahwa ia bertemu dalam kapasitas Megawati sebagai individu, bukan sebagai ketum parpol.
ADVERTISEMENT
"Saya ketemu Pak Antam, betul, di saat itu juga ada Ibu Megawati. Saya diajak Wakabareskrim (Antam) membicarakan koordinasi penanganan perkara dan makan malam di situ," tuturnya.
Namun, Firli membantah penanganan perkara yang dimaksud bukan perkara KPK. Dia berdalih bahwa penanganan perkara itu terkait koordinasi supervisi.
Firli menegaskan, ia dikenal sebagai orang yang dekat dengan almarhum suaminya. Di pertemuan itu, Firli memastikan tidak ada pembicaraan apapun.
"Karena almarhum suami beliau selalu intens dengan saya sejak saya pangkat letnan satu. Saya kira apa yang saya sampaikan sudah saya clear," ujarnya.
Selain itu, Firli juga membantah terkait adanya tudingan sengaja bertemu dengan Wakil Ketua BPK di KPK. Firli diduga bertemu dan menjemput Wakil Ketua BPK di lobi saat datang ke KPK.
ADVERTISEMENT
"Saya memang jemput dia di lobi, kenapa saya jemput? Karena saya mitra BPK. Saya jemput karena ditelepon oleh salah satu auditor utama, namanya Pak Nyoman Wara karena diberi tahu. Dia diminta keterangan sebagai saksi," ujarnya.
Firli pun kemudian mengajak wakil ketua BPK itu ke ruangannya. Namun, kata dia, tidak ada pembicaraan khusus dalam pertemuan itu.
"Baru bertanya 'Pernah dinas di mana saja, Pak Firli? Karena saya bilang ke staf saya, Ayu, 'coba cek ini, Pak Barul Akbar dimintai keterangan sama siapa'. Belum sampai 15 menit datang penyidiknya, langsung saya bilang 'Ini sudah datang panggilannya. Pak Barul Akbar langsung dimintai keterangan'. Sampai saat ini saya belum pernah ketemu," ungkapnya.
Firli memastikan semua itu sudah diketahui oleh pimpinan karena telah ia laporkan. Firli pun merasa heran ketika persoalan ini diungkit kembali.
ADVERTISEMENT
"Maksud saya, ini sudah sama pihak semua ke rapat pimpinan. Saya tidak pernah ingin gaduh saya tidak pernah ingin konflik, selalu ingin damai dengan diri saya sendiri, saya tidak ingin tendang orang, sekalipun saya tahu orang menyakiti saya. Dan saya selalu berperilaku saya tidak ingin dia tahu saya tidak suka ke dia," tutupnya.
Sebelumnya, dalam konferensi pers pada Rabu (11/9), KPK mengungkap soal dugaan pelanggaran yang dilakukan Firli saat masih di KPK. Ada 4 pertemuan Firli yang diduga melanggar etik berat.
Salah satu pertemuan diduga terkait dengan pimpinan sebuah partai politik.
"Pada 1 November 2018 malam hari, di sebuah hotel di Jakarta, yaitu: Saudara F bertemu dengan seseorang pimpinan partai politik," ujar penasihat KPK, Mohammad Tsani Annafari, dalam konferensi pers di kantornya.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak dijelaskan siapa pimpinan parpol yang dimaksud. Demikian pula isi pertemuan itu.