Cara Ganjar-Gus Yasin dan Pak Dirman-Ida Ajarkan Pancasila ke Milenial

21 Juni 2018 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Debat Terbuka Pilgub Jateng (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)
zoom-in-whitePerbesar
Debat Terbuka Pilgub Jateng (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)
ADVERTISEMENT
Pada sesi kedua Debat Pilgub Jateng 2018 yang terakhir, kedua paslon dihadapkan pertanyaan panelis soal perilaku generasi milenial yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya. Lalu, bagaimana cara mengenalkan Pancasila dan mendorong generasi ini untuk mengamalkannya.
ADVERTISEMENT
Menjawab pertanyaan tersebut, Cagub Ganjar Pranowo mengawali jawabannya dengan mempromosikan akun-akun sosial media miliknya. Ia kemudian bercerita, saat ulang tahun Cagub Sudirman Said, ia sempat memberikan hadiah berupa vlog di akun Youtubenya.
"Kita nge-vlog bareng. Dari situlah, kami berdua sudah memberikan keteladanan. Debat itu boleh, kontestasi boleh, tapi musuhan jangan. Kami kopi darat, ketemu, saling diskusi. Tapi di udara kami sampaikan, kami yang tua menyampaikan, memberi teladan," uajr Ganjar di Hotel Patra, Semarang, Kamis (21/6).
"Sekarang, mereka tidak butuh gambar, mereka tidak butuh kata-kata. Yang mereka butuhkan adalah audio visual," imbuhnya.
Ia juga menyebut, dengan media sosial yang ia miliki, ia akan mengoptimalkan 'kamar-kamar' yang bisa digunakan generasi milenial untuk berinteraksi langsung dengan pemimpin daerah mereka. Melalui proses inilah, Ganjar mengaku akan memberikan contoh bagi generasi muda sehingga bisa lebih memaknai dan mengamalkan Pancasila.
Debat Terbuka Pilgub Jateng (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)
zoom-in-whitePerbesar
Debat Terbuka Pilgub Jateng (Foto: Antara/Aditya Pradana Putra)
Sementara menurut Pak Dirman --panggilan Sudirman-- generasi milenial adalah generasi yang sangat mandiri. Jika berbicara soal pengamalan Pancasila, maka cara-cara dogmatis menurut Pak Dirman tidak akan bisa diterima oleh generasi ini.
ADVERTISEMENT
"Tapi dengan visualisasi, juga dengan bagaimana orang di sekitar mereka berperilaku. Untuk itu bagi para orang tua, anak saya juga dari generasi z semua, apalagi kita pejabat publik untuk memberikan contoh," ucap Pak Dirman.
Ia menyebut, generasi ini cenderung akan mengopi ajaran yang ada melalui contoh nyata. Sehingga, sudah menjadi tugas orang tua dan para pemimpin untuk memberikan arahan, dan contoh yang baik agar para milenial tidak salah jalan dan melupakan Pancasila.
Sudirman juga menyebut, media sosial yang biasa digunakan untuk menjangkau kaum milenial sebenarnya terdiri dari dua bagian, packaging dan konten. Dari dua hal tersebut, Sudirman mengaku sebenarnya yang paling penting adalah kontennya.
"Atau perilaku betulan, bukan cuma bungkus-bungkus dengan pencitraan. Kami ini korban fitnah dari proses ini, dan itu sebetulnya ya perilaku aslinya begitu. Betul kita gunakan medsos, tapi tolong generasi muda jaga perilaku. Yang penting itu isi, bukan bungkusnya saja," tegasnya.
ADVERTISEMENT