Cawapres Prabowo di Antara PKS dan Anies Baswedan

8 Mei 2018 8:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Menyapa warga Jawa Barat. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Menyapa warga Jawa Barat. (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Meski telah menerima mandat dari Partai Gerindra untuk maju sebagai capres di Pilpres 2019, masih menjadi teka-teki siapa yang akan mendampingi Prabowo Subianto sebagai cawapres. Hingga saat ini, ada 9 kandidat yang disodorkan oleh PKS untuk menjadi cawapres Prabowo.
ADVERTISEMENT
Dari PKS, Ahmad Heryawan, Sohibul Iman, Anis Matta, Hidayat Nur Wahid, Irwan Prayino, Salim Segaf Al-Jufrie, Tifatul Sembiring, Al Muzzammil Yusuf, dan Mardani Ali Sera masuk dalam bursa cawapres Prabowo. Demikian pula dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga disebut berpotensi untuk dipinang sebagai cawapres Prabowo.
Menanggapi hal ini, pengamat politik dari CSIS, Arya Fernandes masih yakin PKS tetap bersikukuh mencalonkan kader internalnya untuk dipasangkan dengan Prabowo.
"PKS saya kira akan bersikukuh mencalonkan kader internal. PKS berkepentingan dengan majunya kader akan mendongkrak suara partai di pileg, karena pemilu serentak," kata Arya saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Senin (7/5).
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Foto: Antara/Agus Bebeng)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Foto: Antara/Agus Bebeng)
Arya berpendapat, posisi kader PKS untuk dipasangkan sebagai cawapres Prabowo masih lebih kuat dibandingkan dengan Anies. Sehingga, apabila Prabowo tidak mempertimbangkan cawapres dari PKS, maka bisa saja PKS menarik dukungannya.
ADVERTISEMENT
"Dan bila ini terjadi, Prabowo akan kehilangan tiket pencalonan. Karena sekarang Gerindra cukup sulit membangun koalisi di luar PKS," tuturnya.
"PKS bila saja memberikan jalan bagi Anies bila konsesi yang didapat cukup besar seperti alokasi kursi menteri dan lain-lain. Dan bila Anies maju, Sandi akan naik jadi gubernur dan wakil gubernur akan menjadi jatah PKS," paparnya.
Sementara itu, pengamat politik dari UIN, Adi Prayitno berpendapat saat ini Prabowo masih galau menentukan cawapres pendampingnya. Apalagi, Prabowo membutuhkan sosok cawapres yang bisa mendongkrak elektabilitasnya.
Adi menilai, tokoh dari internal PKS masih belum bisa mendongkrak elektabilitas Prabowo apabila satu dari antara mereka dipilih sebagai cawapres. Namun di sisi lain, Prabowo tetap harus mempertimbangkan cawapres dari PKS untuk mengamankan posisi Prabowo di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
"Sementara nama-nama dari PKS elektabilitasnya rendah sekali, tapi jika Prabowo mengabaikan cawapres PKS, tentu pencapresan Prabowo terancam batal karena PKS menjadi partai penentu maju tidaknya Prabowo," kata Adi kepada kumparan (kumparan.com).
Anies hadiri undangan Wali Kota Casablanca. (Foto: Instagram @aniesbaswedan)
zoom-in-whitePerbesar
Anies hadiri undangan Wali Kota Casablanca. (Foto: Instagram @aniesbaswedan)
Adi juga menilai Anies masih enggan untuk maju sebagai cawapres Prabowo. Selain masih terlalu dini, Anies dinilai masih enggan meninggalkan posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta yang baru dijabatnya pada Oktober 2017.
"Tentu Anies tak mau berjudi dengan meninggalkan posisi prestisius gubernur yang didapat dengan susah payah. Apalagi elektabilitas Prabowo terpaut jauh dengan Jokowi," kata dia.
Adi menilai, tiket pencapresan Prabowo akan aman jika ia memilih cawapres dari PKS, karena sudah memenuhi 20 persen syarat pencapresan. Namun di sisi lain, elektabilitas tokoh dari PKS cukup rendah, sehingga akan sulit untuk mendongkrak elektabilitas Prabowo.
ADVERTISEMENT
Dari segi elektabilitas, kata Adi, sosok Anies memang yang paling menguntungkan untuk bisa mendongkrak elektabilitas Prabowo. Sayangnya, selain enggan meninggalkan posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies juga tidak didukung oleh parpol mana pun.
"Anies figur yang relatif bisa dimodifikasi elektabilitasnya. Posisinya sebagai gubernur sangat menjual. Problemnya, apa mau Anies jadi cawapresnya Prabowo dengan meninggalkan posisi orang nomor 1 di Jakarta. Selain itu, Anies tak didukung oleh parpol mana pun," paparnya.
"Dibanding cawapres PKS, elektabilitas Anies unggul memang. Masalahnya, tiket pencapresan Prabowo belum aman. Butuh dukungan parpol lain seperti PKS untuk maju. Sebab itulah, Prabowo tak bisa leluasa memilih Anies sebagai cawapres, kecuali PKS rela menyediakan karpet merah bagi Anies untuk dampingin Prabowo," pungkasnya.
ADVERTISEMENT