news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cegah Aksi Provokatif, Format Debat Ketiga Pilgub Jabar Diubah

19 Juni 2018 14:59 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana debat Pilgub Jawa Barat. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana debat Pilgub Jawa Barat. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat akan menggelar debat publik ketiga Pemilihan Gubernur Jawa Barat di Grand Ballroom Sudirman, Kota Bandung, Jumat (22/6). Pada debat pamungkas tersebut, KPU akan memperketat teknis debat hingga pengamanan.
ADVERTISEMENT
Ketua KPU Jawa Barat Yayat Hidayat tak ingin kejadian pada debat kandidat kedua terjadi lagi. Maka dari itu, pihaknya telah memutuskan mengganti sejumlah format debat yang berpotensi memicu gesekan, baik dari paslon hingga pendukungnya. Salah satunya menghilangkan sesi saling berhadap-hadapan antar pasangan calon.
"Kami meniadakan sesi saling berhadapan. Karena permintaan salah satu calon yang ingin sesi itu dihilangkan. Karena kesannya seperti diadu domba. Selain itu, kita akan tambah performing art-nya," ujar Yayat kepada wartawan, Selasa (19/6).
Yayat berkaca pada debat kedua yang digelar di Gedung Balairung Universitas Indonesia, Depok, di mana banyak paslon yang melakukan pelanggaran pada saat debat berlangsung. Salah satu pelanggaran yang terjadi yaitu menyerang pribadi lawannya.
ADVERTISEMENT
"Kemarin itu banyak yang dilanggar oleh seluruh paslon. Banyak pelanggaran kecil ya. Misalkan pasangan calon. Kayak ada pasangan yang sebut 'ente ilmunya kurang', kan itu menyerang pribadi," kata dia.
Sementara itu, Kepala Bagian Hukum, Teknis dan Hubungan Partisipasi Masyarakat KPU Jabar Teppy Darmawan menyebut debat ketiga nanti akan dirancang untuk lebih tertib. Salah satunya mengurangi kuota pendukung yang bisa menyaksikan langsung di arena debat. Biasanya, kuota yang disediakan berjumlah 200 kursi untuk masing-masing pendukung. Namun, pada debat ketiga KPU hanya menyediakan 50 kursi untuk tiap pendukung paslon.
"Para pendukung tidak diperkenankan membawa apapun selain pakaian yang dipakai," ucap Teppy.
Kaos 2018 asyik Menang 2019 Ganti Presiden. (Foto: Iqbal/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kaos 2018 asyik Menang 2019 Ganti Presiden. (Foto: Iqbal/kumparan)
Seperti diketahui, pelaksanaan debat kedua pada Mei lalu sempat 'panas' karena pasangan Sudrajat- Ahmad Syaikhu mengyuarakan #2019GantiPresiden di akhir sesi. Saat itu, keduanya tersenyum sambil membentangkan kaos bertuliskan "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden'.
ADVERTISEMENT
Pendukung Joko Widodo yang berada di ruangan debat kemudian mengamuk, mereka berdiri sambil mengacung-acungkan simbol dua jari dan menunjuk Sudrajat-Syaikhu. Pendukung pasangan TB Hasanuddin - Anton Charliyan juga meneriakkan kata 'Jokowi' saat forum debat berlangsung.