news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cegah Generasi Indonesia Tua Sebelum Kaya, Ini Strategi Menkeu

19 November 2017 11:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Mulyani di kumparan Onboarding  (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sri Mulyani di kumparan Onboarding (Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah yakin masih bisa mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi, di kisaran 6%-7% seperti pada dekade yang lalu. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi, penduduk Indonesia menjadi rata-rata berusia tua, sebelum mencapai pendapatan per kapita yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% dalam tiga tahun terakhir, sebenarnya sudah cukup baik. Terlebih dalam situasi ekonomi global yang belum pulih serta harga komoditas yang masih drop.
“Tapi enggak cuma 5%, Indonesia masih punya kapasitas untuk mencapai pertumbuhan ekonomi lebih dari itu,” kata Sri Mulyani dalam wawancara khusus dengan kumparan (kumparan.com), Rabu (15/11).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengakui, rata-rata pertumbuhan ekonomi 5% belum memadai untuk mendorong pendapatan per kapita Indonesia setara negara-negara maju. Khususnya pasca-bonus demografi kelak, yaitu ketika usia mayoritas penduduk Indonesia sudah menua.
Prediksi Indonesia di era bonus demografi (Foto: The Archipelago Economy: Unleasing Indonesia's Potential. McKinsey Global Institute Report (2012))
zoom-in-whitePerbesar
Prediksi Indonesia di era bonus demografi (Foto: The Archipelago Economy: Unleasing Indonesia's Potential. McKinsey Global Institute Report (2012))
Studi PricewaterhouseCooper (PwC) mengungkapkan, dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5%, maka pada 2050 pendapatan per kapita Indonesia hanya ada di kisaran 20.000 dolar AS. Angka ini terbilang rendah, dibandingkan misalnya Korea Selatan atau Jepang, yang ketika mayoritas penduduknya sudah berusia tua, pendapatan per kapita-nya mencapai 40.000 dolar AS.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara untuk memompa pertumbuhan, menurut Sri Mulyani, adalah dengan investasi di sektor sumber daya manusia. Yaitu di bidang pendidikan dan kesehatan. “Ini investasi yang besar, tapi bukan soal uang. Ini soal peningkatan kualitas hidup,” tegasnya.
Mahasiswa di Surabaya peringati sumpah pemuda (Foto: Umarul Faruq/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa di Surabaya peringati sumpah pemuda (Foto: Umarul Faruq/Antara)
Menkeu menambahkan, tiga strategi lainnya untuk mencapai pertumbuhan lebih tinggi adalah dengan mempertahankan konsumsi, membangun infrastruktur, serta meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modal di Indonesia.
Dia menjelaskan, ketika pertumbuhan ekonomi 6%-7%, pertumbuhan investasi bisa dua digit di kisaran 12%-15%. Sementara sekarang hanya di kisaran 7%. “Persoalannya apa? Ada yang bilang soal pajak, ada juga (stabilitas) politik. Tapi ‘kan semua negara juga ada siklus politik. Jadi kalau (masalahnya) kurang confident, itu yang sedang kita bangun,” tandas Ani.
ADVERTISEMENT
Di antaranya, jelas Menkeu, dengan terus mengejar kemudahan berusaha (Ease of Doing Business). Indonesia saat ini ada di posisi 72, atau naik beturut-turut dalam dua tahun. “Untuk negara sebesar Indonesia, itu bukanlah hal yang mudah.”