Cegah Karhutla, KLHK Diminta Perbanyak Staf di Hutan

29 September 2019 18:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan
ADVERTISEMENT
Organisasi nonpemerintah Auriga menemukan ada 19.853 titik api di Indonesia selama karhutla terjadi. Pengamatan dilakukan dalam rentan 1 Agustus hingga 28 September 2019.
ADVERTISEMENT
Data organisasi yang bergerak di bidang lingkungan hidup itu menyebut, sebanyak 4.791 titik api berada di wilayah yang tidak memiliki izin, lalu 2.201 titik api berada di hutan lindung, dan 1.463 titik api berada di kawasan konservasi.
Berdasarkan data itu, Direktur Komunikasi Auriga, Syahrul, menyebut masih banyaknya titik api karena minimnya pengawasan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Menurut Syahrul kementerian yang dipimpin oleh Siti Nurbaya Bakar itu harus memperbanyak jumlah stafnya yang bekerja di hutan.
"Kalau kita lihat komposisi karyawan di KLHK itu ada 17.000, 7.000 dari karyawan itu ada di Jakarta. Nah, sementara kalau kita lihat di taman nasional, di balai taman nasional, di BKSDA tenaganya itu sangat minim. Sehingga upaya untuk pencegahan kebakaran itu sulit dilakukan," kata Syahrul saat konferensi pers di Cipta Hotel, Jakarta Pusat, Minggu (29/9).
ADVERTISEMENT
Maka itu Syahrul meminta agar dilakukan restrukturisasi dan reposisi di KLHK. Sehingga pengawas di lapangan sebelum dan saat terjadinya karhutla lebih banyak.
"Perlu restrukturisasi dan reposisi kelembagaan pengelolaan kawasan hutan, sehingga memastikan keberadaan staf di lapangan tetap lebih banyak," kata Syahrul.
Direktur Hutan Auriga, Mumu Muhajir saat konferensi pers terkait karhutla di Cipta Hotel, Jakarta Pusat, Minggu (29/9). Foto: Fachrul Irwansyah/kumparan
Ia menuturkan, selama ini penugasan SDM di hutan baru dilakukan saat karhutla terjadi. Padahal dalam pencegahan juga dibutuhkan tenaga yang banyak.
"Baru diturunkan staf banyak ke lapangan ketika kebakaran. Itulah kita lihat tadi di taman nasional, di area hutan lindung, kemudian di kawasan hutan produksi yang belum dibebani izin jumlahnya (titik api) signifikan," kata Syahrul.
Dalam data yang dirilis Auriga sebanyak 1.947 titik api berada di hutan taman industri (HTI), 1.597 titik api ada di hutan dengan izin HPH, dan 1.061 titik api di lahan perkebunan.
ADVERTISEMENT
Auriga juga merilis lima provinsi yang mewakili 85% dari seluruh titik api saat karhutla terjadi di Indonesia, yaitu Kalimantan Tengah dengan 6.332 titik api, Kalimantan Barat 3.782 titik api, Jambi 2.837 titik api, Sumatera Selatan 1.985 titik api, dan Riau dengan 1.950 titik api.