Cekcok Trump dan Tillerson yang Berujung Pemecatan

14 Maret 2018 13:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump dan Rex Tillerson (Foto: AFP/Brendan Smialowski )
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump dan Rex Tillerson (Foto: AFP/Brendan Smialowski )
ADVERTISEMENT
Sebelum Donald Trump memecat Rex Tillerson dari posisi Menteri Luar Negeri AS pada Selasa (13/3), keduanya terlibat serangkaian cekcok. Tillerson juga sudah sejak lama dibidik untuk jadi pejabat yang dilengserkan oleh Trump.
ADVERTISEMENT
Tillerson adalah menlu AS pertama yang tidak punya pengalaman diplomasi sebelumnya. Dia adalah bos perusahaan minyak dan gas Amerika Serikat, ExxonMobil, kawan dekat Trump.
Saat penunjukannya pada Desember 2016, sebulan sebelum Trump dilantik Presiden, Trump mengatakan bahwa Tillerson adalah "pemimpin bisnis hebat di dunia". Dalam wawancara dengan Independent Journal Review, Tillerson mengaku setengah hati menerima tawaran Trump jadi Menlu AS.
"Saya tidak menginginkan pekerjaan ini. Istri saya yang bilang saya harus melakukannya," kata Tillerson dalam wawancara tersebut.
Dalam perjalannya sebagai Menlu, Tillerson lebih banyak berselisih pendapat dengan Trump. Seperti dalam wawancara dengan Fox News Sunday pada Agustus 2017, dia berlepas tangan dari pernyataan Trump soal bentrok beraroma rasialis di Charlottesville, Virginia.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Trump menyalahkan kedua pihak, kelompok sayap kanan dan massa anti rasialisme, dalam bentrok itu.
"Dia berbicara untuk dirinya sendiri," kata Tillerson.
Rex Tillerson. (Foto: Kevin Lamarque/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Rex Tillerson. (Foto: Kevin Lamarque/Reuters)
Pada Oktober tahun lalu, NBC News mendapatkan informasi dari orang Gedung Putih bahwa Tillerson mengatakan Presiden Trump "moron" alias bodoh luar biasa pada rapat di bulan Juli. Laporan yang sama disampaikan oleh koran The New Yorker.
Dalam wawancara dengan majalah Time, Trump membantah laporan itu. Dia bahkan menantang Tillerson adu tes IQ untuk membuktikan perkataannya itu, jika memang itu benar.
"Dan saya bisa katakan pada Anda, siapa yang akan menang," kata Trump.
Cekcok pada Maret tahun ini barangkali yang memicu pemecatan Tillerson. Dia berpendapat, AS dan Korea Utara tidak seharusnya bernegosiasi soal nuklir. Menurut Tillerson, negosiasi hanya membuang waktu saja. Sehari setelah Tillerson menyampaikan pendapatnya itu, tepatnya pada 10 Maret 2018, Trump mengumumkan akan berbicara, bahkan bertemu dengan pemimpin Korut Kim Jong-un.
ADVERTISEMENT
"Itu keputusan presiden sendiri," kata Tillerson dikutip Reuters soal rencana Trump itu.
Pada 12 Maret 2018, Tillerson angkat suara soal mantan mata-mata Rusia yang diracun di Inggris. Menurut dia, pemerintah Vladimir Putin berada di balik upaya pembunuhan itu.
Sehari setelahnya, Trump memecat Tillerson dan langkah ini diumumkan di Twitter.