Cerdas Cermat Muhammadiyah vs NU Garis Lucu

11 Januari 2019 10:44 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi "Dakwah Garis Lucu NU-Muhammadiyah" (Foto: Herun Ricky/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi "Dakwah Garis Lucu NU-Muhammadiyah" (Foto: Herun Ricky/kumparan)
ADVERTISEMENT
Nurhadi-Aldo boleh punya banyak penggemar. Tapi jauh sebelum itu, akun Twitter NU Garis Lucu (NUGL) dan Muhammadiyah Garis Lucu (MGL) sudah terbentuk, tumbuh, masuk, dan nyender nyaman di hati banyak orang.
ADVERTISEMENT
Awalnya, di medio 2015, NUGL terbentuk lebih dulu. Menurut Mas Admin yang ingin identitas aslinya disembunyikan, ingatan menyenangkan soal humorisnya Gus Dur (Abdurrahman Wahid sang Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 1984-1999) menjadi dasar kenapa mereka merasa perlu membuat akun NUGL.
Sementara itu, MGL tampil lebih belakangan. Gara-garanya adalah tulisan Iqbal Aji Daryono, self-proclaimed Muhammadiyah kultural, di media kenes Mojok.co berjudul Muhammadiyah Garis Lucu, Mungkinkah?
Seorang laki-laki muda, yang kini menjadi Admin MGL (yang juga sama minta namanya dirahasiakan), terpanggil untuk menjawab tantangan Iqbal.
“Dulu kan ada posting-annya Iqbal Aji Daryono di Mojok. Nah, dari situ saya baca, terus, ‘Oh, ada benernya juga.’ Ternyata sisi Muhammadiyah yang lucu itu ada, tapi memang tidak tereksplorasi dengan baik,” katanya kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Ia lalu membikin akun MGL. Meski awalnya banyak tuduhan, ia—sebagaimana umat Muhammadiyah sejati—pantang mundur.
Lantas, bagaimana tanggapan Iqbal Aji Daryono sendiri setelah MGL muncul menanggapi tantangannya?
“Wkwkwkwk, ya lumayanlah. Setidaknya mereka bisa memberikan warna baru dan menetralkan stigma bahwa orang-orang Muhammadiyah itu serius semua,” ujarnya ketika berbincang dengan kumparan, Kamis (10/1).
“Atau,” sambung Iqbal, “bisa juga dimaknai: sebenarnya banyak orang Muhammadiyah yang lucu, tapi selama ini mereka terlalu tawadu dan ogah tampil dengan kelucuan mereka.”
Warna baru dan menetralkan stigma proses dakwah yang serius. NUGL dan MGL sama-sama memberi perspektif segar nan woles buat kita—masyarakat yang tak jarang jengah dengan pengajaran agama yang bernada tinggi dan saklek.
Namun, bagaimana kalau NUGL dan MGL diadu pendapat dalam debat pilpres, maksudnya, ke-selow-an soal berbagai perkara masyarakat biasa macam kita? Beginilah jalannya perdebatan seru, panas, dan (lumayan) lucu antara MGL dan NUGL! (Ah ya, akan lebih asyik kalau percakapan pada debat ini dilihat via website, ya).
Ilustrasi "Dakwah Garis Lucu NU-Muhammadiyah" (Foto: Herun Ricky/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi "Dakwah Garis Lucu NU-Muhammadiyah" (Foto: Herun Ricky/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ilustrasi "Dakwah Garis Lucu NU-Muhammadiyah" (Foto: Herun Ricky/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi "Dakwah Garis Lucu NU-Muhammadiyah" (Foto: Herun Ricky/kumparan)
Nyiahahaha, iso ae rek!