Cerita AKP Ibrahim Dihujani Batu dan Molotov oleh Perusuh saat Ricuh

29 Mei 2019 17:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kasubden KBR Brimob AKP Ibrahim Sadjab, personel Brimob yang masih dirawat di RS Polri, Jakarta Timur. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kasubden KBR Brimob AKP Ibrahim Sadjab, personel Brimob yang masih dirawat di RS Polri, Jakarta Timur. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Asrama Brimob Petamburan menjadi salah satu titik pecahnya kerusuhan 22 Mei lalu. Malam itu terasa mencekam. Asrama itu menjadi sasaran amuk massa hingga sejumlah mobil yang terparkir ikut dibakar.
ADVERTISEMENT
Kasubden Kimia Biologi, dan Radio Aktif (KBR) Brimob, AKP Ibrahim Sadjab, yang saat ini masih dirawat di RS Polri karena terluka mengungkapkan betapa mencekamnya momen itu.
Kala itu, Rabu (23/5) dini hari, ia bersama sekitar 50 rekannya yang tidak bertugas ke Bawaslu tengah bersiaga di depan Asrama Brimob Petamburan. Ia mengakui saat itu polisi kalah jumlah dengan massa yang diduga mencapai ratusan orang. Saat itu, kericuhan pecah sekitar pukul 02.00 WIB.
Sejumlah mobil terbakar akibat demo rusuh di Komplek Asrama Brimob, Petamburan, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
"Jadi kami diapit di antara kendaraan yang di posisi yang kebakaran itu. Kami sudah memberikan imbauan jangan rusuh waktu itu," ujar Ibrahim saat ditemui di ruang perawatan RS Polri, Jakarta Timur, Rabu (29/5).
Massa yang datang dari arah Slipi dan Tanah Abang langsung menyerang personel Brimob secara membabi buta dengan batu hingga bom molotov.
ADVERTISEMENT
"Cuma kami dilempari berbagai macam batu yang besar, botol teh, bom molotov sama kaca-kaca. Semua dilempar ke kami. Batunya juga bukan batu kecil, besar semua," ungkap Ibrahim.
Tak gentar melawan perusuh, seluruh personel tetap bertahan hingga Rabu pagi. Mereka bertahan mengingat banyak ibu-ibu dan anak-anak yang juga tinggal di asrama tersebut.
“Kami bertahan di sekitar mobil, di belakang mobil yang kebakar itu. Kami bertahan di situ sekitar 2-3 jam. Sekitar jam 4-5an datanglah kalau tidak salah pengurai massa dari Polda,” jelasnya.
Polisi pukul mundur massa di Petamburan, Tanah Abang. Foto: Raga Imam/kumparan
Setelah datang bantuan dari Polda, suasana sempat berangsur kondusif. Namun, kondisi itu tak berlangsung lama karena sekitar pukul 05.30 WIB massa kembali menyerang. Bahkan, dengan jumlah massa yang lebih banyak.
ADVERTISEMENT
“Massa ternyata di depan kami sudah berkumpul kembali, sudah lebih banyak. Ketika saya lari, HT saya jatuh, saya kelilit dengan tali HT. Sehingga pas saya jatuh tulang saya sudah bunyi. Batu menimpa saya waktu itu," cerita Ibrahim.
"Alhamdulillah ditolong sama anggota. Saya lihat massa sudah dekat ke arah saya, tapi ditarik. Sehingga pas saya lari posisi tangan saya sudah sepertinya lepas (dislokasi bahu)," tutupnya.
Saat ini, Ibrahim masih menjalani perawatan intensif di RS Polri. Masih nampak gips membalut tangan kanannya yang terluka. Sebelumnya, pada Senin (27/5), Karopenmas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo juga telah menjenguknya.