Cerita Babinkamtibmas yang Ajari Anak-anak di Sorong Mengaji dan Salat

12 Desember 2018 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anggota kepolisian mengajarkan al-qur'an  kepada anak-anak di Kelurahan Malawele, Distrik Aimas, Sorong. (Foto: Mirsan Simamora/kumpara)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anggota kepolisian mengajarkan al-qur'an kepada anak-anak di Kelurahan Malawele, Distrik Aimas, Sorong. (Foto: Mirsan Simamora/kumpara)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kerukunan antarumat beragama di Sorong, Papua Barat, sangat terjaga. Meskipun Papua dikenal sebagai daerah dengan mayoritas pemeluk agama Kristes, hal tersebut bukan menjadi sekat untuk merajut persaudaraan.
ADVERTISEMENT
Saban hari, setelah pulang sekolah pukul 11.00 WIT, 30 anak-anak di Kelurahan Malawele, Distrik Aimas, Sorong, selalu semangat belajar memperdalam agama Islam. Mereka belajar agama di teras rumah warga dengan papan tulis lapuk dan buku tua yang terbatas.
Seorang anggota kepolisian mengajarkan al-qur'an  kepada anak-anak di Kelurahan Malawele, Distrik Aimas, Sorong. (Foto: Mirsan Simamora/kumpara)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anggota kepolisian mengajarkan al-qur'an kepada anak-anak di Kelurahan Malawele, Distrik Aimas, Sorong. (Foto: Mirsan Simamora/kumpara)
Padahal aktifitas belajar tidak hanya dikuti anak yang duduk di bangku sekolah tapi juga diikuti para remaja kampung yang putus sekolah. Kondisi mereka semakin diperparah dengan tidak adanya guru agama atau guru ngaji di kampung mereka.
Permasalahan tersebut, kemudian menjadi keprihatian seorang anggota Babinkamtibmas bernama Briptu Said.
“Sebagian anak-anak tersebut awalnya ada yang tidak mengenal bacaan salat, doa, hingga bersuci," kata Said di Distrik Aimas, Papua Barat, Rabu (12/12).
ADVERTISEMENT
"Mereka hanya mengetahui bahwa agama Islam hanya mewajibkan penganutnya melaksanakan salat,” lanjut dia.
Said juga memanfaatkan teras rumah warga sebagai tempat belajar mengaji. Kadang mereka terpaksa berpindah tempat agar proses belajar dapat berjalan.
“Mengajar ngaji kurang lebih sudah 1 tahun. Tapi terus terang pengetahuan agama mereka cukup minim,” ucap Said.
Warga di Kelurahan Malawele, Distrik Aimas, Sorong, berharap pemerintah setempat bersedia memberikan bantuan fasilitas. Sebab, dari pengakuan warga sudah bertahun-tahun anak-anak di daerah tersebut minim perhatian dan bantuan pemerintah.