Cerita Eks Kapolsek Pasirwangi Diminta Kapolres Garut Menangkan Jokowi

31 Maret 2019 18:25 WIB
Eks Kapolsek Pasirwangi AKP Slman Azis di Kantor Lokataru, Rawamangun, Jakarta Timur, didampingi Haris Azhar. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Eks Kapolsek Pasirwangi AKP Slman Azis di Kantor Lokataru, Rawamangun, Jakarta Timur, didampingi Haris Azhar. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Eks Kapolsek Pasirwangi AKP Sulman Aziz menuding mantan atasannya, Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna, memobilisasi massa untuk memenangkan pasangan capres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf. Sulman bahkan mengatakan Budi memerintahkan jajaran kapolsek di bawahnya untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf.
ADVERTISEMENT
"Beberapa kali saya dipanggil oleh Kapolres untuk pendataan terhadap dukungan masing-masing calon. Kami diperintahkan untuk melakukan penggalangan," ungkap Sulman di Kantor Hukum dan HAM Lokataru, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (31/3). Sulman didampingi oleh Haris Azhar, Direktur Kantor Hukum dan HAM Lokataru.
"Kami diancam, para kapolsek, kalau seandainya di wilayah kami bertugas paslon 01 kalah, maka kami akan dipindahkan," imbuhnya.
Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna. Foto: kumparan
Sulman menyebut, ia juga telah difitnah karena dianggap telah memobilisasi para kepala desa ke Polsek Pasirwangi untuk diminta memberikan dukungan kepada paslon 02. Padahal, menurutnya, saat itu dari 12 kepala desa di wilayahnya, ada 9 kepala desa yang datang dan meminta perlindungan setelah dipanggil oleh Polda Jabar.
"Mereka diperiksa dalam rangka klarifikasi dana desa dan bansos. Kemudian mereka diarahkan untuk kepada paslon 01. Tapi situasi ini di balik, seolah saya yang mengumpulkan kades untuk mendukung 02," tutur Sulman.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku, selama ini ia hanya diam karena merasa sebagai bawahan, laporannya tidak akan didengarkan. Namun, setelah ia menerima Surat Telegram Rahasia (TR) mutasinya, ia baru tahu jika seluruh anggota Polsek Pasirwangi dipanggil oleh Propam Polda Jabar untuk dimintai keterangan terkait hubungan Sulman dengan pihak panitia deklarasi dan apa saja yang disampaikan di depan sembilan kepada desa.
"Artinya dengan pertanyaan itu, mereka mencurigai saya ada permainan dengan ketua panitia dan melakukan penggalangan dengan para kepala desa," ucapnya.
Sulman menyebut, saat ini ia berani angkat bicara demi kenyamanan dan keamanan rekan-rekannya sesama kapolsek. Ia juga meminta kepada seluruh anggota kepolisian agar berani menolak perintah atasan yang dinilai salah.
"Saya ini sudah 27 tahun jadi polisi. Saya sudah bertugas di mana-mana, tapi baru di 2019 ini, di Pilpres 2019 ini, ada perintah untuk berpihak ke salah satu calon," kata Sulman. Sulman kini dipindahkan ke Polda Jabar bagian penanganan pelanggaran.
ADVERTISEMENT
Atas tudingan Sulman, Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna telah menyanggahnya.
"Mungkin dia post power syndrome. Lama jadi Kasatlantas, Kapolsek, lalu ke Polda Jabar," ujar Budi.