Cerita Jokowi Mencoba Virtual Reality: Nanti Main Bola Tanpa Lapangan

26 Oktober 2018 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mark Zuckerberg menguji perangkat VR Oculus. (Foto: Mark Zuckerberg via Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Mark Zuckerberg menguji perangkat VR Oculus. (Foto: Mark Zuckerberg via Facebook)
ADVERTISEMENT
Dalam acara pembukaan Ideafest 2018, Presiden Jokowi bercerita ketika pertama kali mencoba game virtual reality saat berkunjung ke markas Facebook di California, Amerika Serikat, tiga tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Saat itu, pendiri Facebook Mark Zuckerberg mengajak Jokowi bermain tenis meja dengan menggunakan teknologi virtual reality. Ia pun diminta untuk memakai kacamata khusus, lalu bermain tenis meja.
"Saya 3 tahun lalu waktu masuk markasnya Facebook, saya disuruh pakai kacamata, lalu main ping pong enggak ada meja, enggak ada bolanya. Ini apa Mark, ini virtual reality," cerita Jokowi di Jakarta Convention Centre (JCC), Jumat (26/11).
Presiden Joko Widodo usai memberikan pidato di pembukaan Ideafest 2018. (Foto: Nadia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo usai memberikan pidato di pembukaan Ideafest 2018. (Foto: Nadia Riso/kumparan)
Sebelum memberikan sambutan, Jokowi sempat mampir ke booth Telkomsel dan kembali bermain game virtual reality. Ia sempat bertanya apa saja yang bisa dilakukan dengan virtual reality, salah satunya adalah bermain bola. Ia berkelakar di depan orang-orang bisa bermain bola tanpa lapangan karena teknologi ini.
"Saya tanya apakah ini bisa untuk semua hal, katanya bisa, bahkan untuk (bermain) sepak bola. Saya pikir nanti sepak bola enggak ada lapangan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, industri kreatif saat ini harus bergerak dengan berkolaborasi bersama sejumlah pihak. Di antaranya dengan kreator, investor, hingga pemerintah.
"Penting sekali kolaborasi antara perencana dan pelaksana, pemikir dan kreator. Harus in line, satu garis semuanya, karena yang akan kita hadapi kekuatan besar," tegasnya.
"Kalau kerja sendiri dan tidak kolaborasi, jangan harap kita memenangkan persaingan dan kompetisi. Sebagai sebuah bangsa yang besar, kita semua ingin memenangkan itu," pungkasnya.