Cerita Jokowi soal Besarnya Belanja BPJS untuk Biayai Penyakit Berat

17 Oktober 2018 11:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo buka Kongres ke-14 Perhimpunan RS di JCC Senayan. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo buka Kongres ke-14 Perhimpunan RS di JCC Senayan. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo bercerita soal besarnya belanja BPJS Kesehatan untuk mengcover penyakit katastropik atau penyakit berat. Jokowi lalu mencontohkan untuk penyakit jantung saja, BPJS Kesehatan harus mengeluarkan dana sekitar Rp 9,25 triliun.
ADVERTISEMENT
"Saya mendapat data penyakit katastropik justru meningkat. Ini belanja BPJS kesehatan, bill BPJS Kesehatan tahun 2017, klaim kasus penyakit jantung itu Rp 9,25 triliun. Gede banget itu Rp 9,25 triliun," kata Jokowi di acara Kongres ke-14 Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI), Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (17/10).
Sementara untuk klaim pengobatan kanker mencapai Rp 3 triliun dan gagal ginjal Rp 2,25 triliun. Besarnya biaya tersebut menurut Jokowi harus menjadi kajian ke depannya.
Jokowi lalu menjelaskan, selain katastropik, dana yang harus dikeluarkan untuk mengcover penyakit lainnya juga tinggi. Seperti katarak sebesar Rp 2,25 triliun, fisioterapi Rp 965 miliar, hingga Rp 1 triliun.
Jokowi membuka Kongres ke-14 perhimpunan RS Indonesia di JCC Senayan, Rabu (17/10/2018). (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi membuka Kongres ke-14 perhimpunan RS Indonesia di JCC Senayan, Rabu (17/10/2018). (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
Namun, Jokowi tak ingin mempermasalahkan biaya tersebut. Menurut dia, yang terpenting adalah gaya hidup sehat yang harus lebih dipromosikan.
ADVERTISEMENT
"Yang ingin saya katakan bahwa mencegah penyakit juga utama, sangat utama sebagaimana kita mengobati," lanjut dia.
"Mempromosikan gaya hidup sehat juga sangat utama agar SDM kita prima dan masyarakat bisa aktualisasi membangun negara ini," ucap Jokowi.
Pada kesempatan ini, Kepala Negara mengucapkan terima kasih atas sumbangsih rumah sakit dalam melayani masyarakat di bidang kesehatan. Jokowi menuturkan orang yang pandai sekali pun tak bisa maksimal dalam bekerja jika tak sehat.
"Kalau sehat kita lupa, tapi kalau sakit baru (ingat). Walaupun pintar nilainya 10, kalau sakit nilainya 10x0, ya sama dengan 0 enggak bisa apa-apa," tuturnya.
Kongres ke-14 PERSI kali ini mengambil tema 'Dengan Smart Hospital dan Jiwa Hospitalpreneurship Rumah Sakit Indonesia Siap Melaksanakan Health Coverage dan Berkompetisi di Era Global'. Dalam acara ini Jokowi tampak didampingi Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dan Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris.
ADVERTISEMENT