Cerita Jokowi soal Tukang Pos yang Tak Lagi Dikenal

19 Desember 2017 15:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi menghadiri Dies Natalis ke-68 UGM (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menghadiri Dies Natalis ke-68 UGM (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo berkunjung ke Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam rangka Dies Natalis ke-68. Saat berkunjung ke UGM, Jokowi berkesempatan memberikan kuliah umum.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Jokowi berbicara soal teknologi yang kini berkembang dengan pesat. Bahkan akibat perkembangan teknologi yang begitu cepat, beberapa jenis lapangan pekerjaan menghilang misalnya seperti tukang pos.
"Yang kita harus waspadai adalah tantangan zaman yang selalu berubah dan sangat dinamis. Perkembangan (teknologi) ini tentu sangat mempengaruhi tantangan bagi pendidikan tinggi. Lahirnya teknologi baru membuat beberapa jenis pekerjaan hilang. Tukang pos yang dulu sangat penting sekarang ini tidak dikenal lagi," kata Jokowi dikutip dari rilis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Selasa (19/12)
Tak hanya itu, perkembangan teknologi juga akan mempengaruhi dunia bisnis dan dunia politik. Sehingga pemerintah dan para pekerja industri harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.
ADVERTISEMENT
"Dunia politik dan pemerintahan juga harus menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai macam inovasi. Pemerintahan dipaksa untuk kerja cepat dan efisien," ucap Jokowi.
Presiden Jokowi menghadiri Dies Natalis ke-68 UGM (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menghadiri Dies Natalis ke-68 UGM (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Jokowi berharap perguruan tinggi dapat melahirkan generasi yang mampu menghadapi perkembangan zaman. Menurut dia, perguruan tinggi adalah tempat yang tepat untuk mendidik dan menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang sangat dibutuhkan di masa mendatang serta yang sanggup membangun lapangan kerja baru bagi jutaan masyarakat.
"Yang justru sangat penting ditingkatkan jumlahnya adalah para entrepreneur, para usahawan, yang akan menghasilkan peluang kerja baru dan membangun nilai tambah," ujar Jokowi.
Pada kesempatan yang sama, Jokowi menjelaskan soal pendidikan yang diberikan oleh almamaternya itu membuatnya mampu memberikan sumbangan tenaga dan pikiran untuk bangsa seperti sekarang ini. Selain itu, Jokowi menuturkan almamaternya juga banyak melahirkan para pembela Pancasila.
ADVERTISEMENT
"Pendidikan yang membuat alumninya mencintai Indonesia, yang melahirkan para pembela Pancasila, yang menancapkan jiwa kerakyatan, yang menanamkan integritas dan profesionalisme," tutur Jokowi.
Dalam acara Dies Natalis ke-68 UGM, terlihat hadir Ibu Negara Iriana Widodo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Menteri Sekretaris Negara yang juga menjabat sebagai Ketua Mejelis Wali Amanat UGM Pratikno, dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Lalu ada juga Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Lemhannas Agus Widjojo, Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
ADVERTISEMENT